Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Prabowo Sekarang Anti "Khilafah"

Diperbarui: 20 Juli 2019   02:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Pinterpolitik.com

Kalau semasa Pilpres Prabowo tenang-tenang aja ditunggangi para pengusung khilafah, sekarang sepertinya Prabowo sudah kembali kejalan yang benar, jalan orang-orang yang bukan Pro-Khilafah, makanya besar kemungkinan Prabowo dan Gerindra akan bergabung dengan Koalisi Pemerintah.

Bahkan sebelumnya saat bersilaturahmi dengan keluarga Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, di Jalan Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (13/9/2018), Prabowo memberikan keterangan tentang tuduhan Pro-Khilafah.

"Ada juga bertanya, Prabowo ini mendukung dan akan mengubah Pancasila menjadi khilafah. Ya saya kira ini sesuatu yang geli, saya mentertawakan," kata Prabowo Subianto.

Prabowo Subianto juga menyampaikan bahwa kekhawatiran itu muncul dari akar rumput. Meski begitu, ia memastikan bahwa sebagai seorang prajurit TNI telah disumpah untuk terus membela Tanah Air berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Sekarang pernyataan tersebut lebih dipertegas lagi oleh Prabowo lewat Pertemuan MRT dengan Jokowi, sehingga mengakibatkan kelompok Pro-Khilafah dengan sendirinya meninggalkan Prabowo, karena sudah dianggap tidak sejalan.

Pertemuan MRT, merupakan isyarat perubahan haluan politik Prabowo yang sebelumnya dekat dengan kelompok Pro-Khilafah, sekarang Prabowo membawa gerbongnya untuk merapat kepada yang mendukung Pancasila.

Ketua umum Partai Gerinda ini juga menegaskan bahwa paham khilafah merupakan propaganda picik yang bisa menyesatkan masyarakat.

"Masalah khilafah itu adalah menurut saya propaganda yang sebetulnya picik tapi berbahaya, karena rakyat bisa terpengaruh," ucap Prabowo Subianto.

Sekarang ini adalah usaha Prabowo dan Gerindra untuk merealisasikan ucapannya, meninggalkan kelompok yang selama ini memanfaatkannya, bahkan hampir merusak reputasi politiknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline