Rekonsiliasi hukum bisa menjadi perangkap untuk menaklukkan Jokowi, dan Jokowi sangat sadar akan hal itu.
Mustahil Jokowi mau menerima rekonsiliasi dengan Persyaratan barter kasus hukum Habib Riziek, dan para pendukung Prabowo, itu samahalnya Jokowi bunuh diri.
Jokowi sadar betul kalau rekonsiliasi hukum itu domain Yudikatif, apa lagi posisinya dalam konteks rekonsiliasi kapasitasnya sebagai Pemenang Pilpres, sementara secara Pemerintahan masih ditangan Jokowi-JK, bukan Jokowi-Ma'ruf.
Maka dari itu Jokowi-Ma'ruf pasti sulit untuk menerima rekonsiliasi dengan Persyaratan yang ditawarkan kubu Prabowo-Sandi. Menjadi perangkap Jebakan kalau Jokowi-Ma'ruf menerima tawaran tersebut.
Kubu Prabowo-Sandi juga pastinya tahu kalau rekonsiliasi hukum yang menyangkut Habib Riziek itu tidak bisa diselesaikan dengan Jokowi-Ma'ruf, karena itu masih dalam wilayah Pemerintahan Jokowi-JK. Itupun bukan domain Eksekutif.
Tidak mudah menaklukkan Jokowi meskipun dianggap planga-plongo, tapi Jokowi sudah membuktikan betapa mudah dia menaklukkan lawan, dan itu sudah terbukti beberapa lawannya sudah menjadi kawan, bertekuk lutut didalam Koalisinya.
Gembar-gembor tuntutan kubu Prabowo dalam kemasan rekonsiliasi pun, lambat laun akan melemah dengan sendirinya. Seperti biasanya kubu Prabowo Nafsu besar tenaga kurang, semangat didepan melemah pada akhirnya.
Jelas tidak mungkin sebuah rekonsiliasi politik diubah menjadi rekonsiliasi hukum, hanya karena merasa memiliki posisi tawar. Padahal keinginan Jokowi untuk melakukan rekonsiliasi semata-mata untuk menurunkan tensi politik, yang selama Pemilu begitu tinggi.
Jokowi sudah membaca kemana arah rekonsiliasi yang diinginkan kubu Prabowo-Sandi, dan sangat sadar kalau kubu Prabowo sedang menyiapkan perangkap lewat rekonsiliasi. Sebetulnya momentum untuk rekonsiliasi itu sudah habis.
Ada atau tidaknya rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo, sudah tidak ada lagi pengaruhnya bagi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf nantinya. Secara jiwa besar Jokowi sudah memberikan tawaran terbaik kepada lawan yang kalah, tapi rupanya tawaran tersebut justeru dianggap sebagai dosa-dosa Jokowi.