Konflik anatara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi dengan Partai Demokrat semakin sengit, bahkan Demokrat mengancam akan membuka rahasia pembicaraan internal ke publik.
Ketegangan keduanya bermula dari pernyataan Prabowo saat Takziah ke Cikeas, di mana dalam kunjungan tersebut Prabowo sempat menyinggung soal dukungan Ibu Ani Yudhoyono terhadap dirinya pada Pilpres 2014 dan 2019.
Pernyataan Prabowo tersebut menjadi polemik antara BPN dan Demokrat, keberatan SBY terhadap pernyataan Prabowo tersebut dianggap BPN sebagai sesuatu yang tidak beralasan, sementara Demokrat tetap bersikukuh pernyataan tersebut tidak etis dikemukakan dalam situasi masih berduka.
Kader Demokrat mendukung keberatan SBY, sementara BPN juga mendukung pernyataan Prabowo, dan menganggap apa yang disampaikan Prabowo adalah permintaan SBY. Memang dalam Pertemuan internal kedua pihak sebelumnya, SBY meminta Prabowo menyampaikan hal yang baik-baik tentang Almarhumah Ani Yudhoyono.
Namun dalam pemahaman Demokrat, hal yang baik-baik tentang Ibu Ani Yudhoyono tersebut terlepas dari hal Yang berbau politik, dilain pihak BPN memahami dukungan Ibu Ani terhadap Prabowo adalah juga suatu kebaikan dari Almarhumah.
"Jadi apa yang disampaikan itu salah dan tidak benar. Dan yang menyampaikan itu orang yang tidak tahu peristiwa yang sesungguhnya seperti apa. Pada saat pertemuan itu memang ada perbincangan tentang situasi politik dan perbincangan itu seharusnya adalah untuk konsumsi internal dua pihak karena menyangkut internal koalisi dan ketika pertemuan akan berakhir, bahwa Pak Prabowo tentu yang ditunggu oleh media kita sampaikan tidak bicara politik dan bicara hal-hal yang baik saja tentang Ibu Ani dan kebaikan Bu Ani," kata Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean kepada wartawan, Minggu (9/6/2019).
"Namun Prabowo malah menyampaikan pilihan politik Bu Ani. Jadi menurut kami apa yang disampaikan BPN ini adalah ngawur. Tidak mampu membedakan mana kebaikan, mana hal baik dan mana politik," sambungnya. (Detik.com)
Secara etika dan Adab memanglah tidak patut apa yang disampaikan Prabowo, karena momennya tidak tepat, tapi Prabowo merasa soal dukungan Ani Yudhoyono tersebut secara politik perlu Diketahui publik, secara tidak langsung Prabowo ingin mengatakan bahwa SBY pun mendukungnya.
Dalam perspektif politik, SBY menganggap Prabowo soal dukungan itu adalah sesuatu yang bersifat tertutup, dan sesuatu yang tidak perlu diketahui publik karena bersifat rahasia. Tapi tanpa dijelaskan pun publik tetap tahu bahwa Demokrat pendukung Prabowo-Sandi.
Jadi sebetulnya momentum ini sebagai "tenggil" Demokrat untuk memisahkan diri dari Koalisi Adil Makmur, apa lagi Demokrat sudah menganggap Pemilu sudah selesai, dan Demokrat secara terang-terangan sudah mengakui kemenangan Jokowi-Ma'ruf.