Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Politik Main Kayu

Diperbarui: 1 Maret 2019   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

arahjuang.com

Dulu semasa remaja, saya suka berkelahi dengan tangan kosong, kalau saya merasa akan kalah, saya angkat tangan dengan sportif, mengakui saya kalah. Sebaliknya saya sering ketemu lawan yang tidak sportif, tidak mau kalah walaupun sudah kalah, sehingga tidak lagi mau pakai tangan, alias main kayu.

Kalau sudah begitu biasanya saya tidak akan mau melayani, karena duel itu disaksikan teman-teman, maka saya minta mereka untuk mencegahnya. Tapi emang dasarnya tidak sportif, dia tetap keukeuh untuk terus berkelahi, sementara saya tetap tidak ingin kalau main kayu.

Alhasil, dengan modal nekad tetap saya jabanin, meskipun dia sudah main kayu, tapi tetap saja kalah, dan kayu yang dia gunakanlah yang berbalik membuat dia bertekuk lutut. Secara sportif, saya tetap peluk dia dengan ksatria, dan menuntunnya untuk berdiri.

Dari illusrasi diatas, saya ingin mengatakan bahwa, sportivitas itu adalah hal yang Penting dimiliki oleh seorang petarung. Begitu juga dalam pertarungan Politik, ukur kemampuan, pelihara sportivitas, mau mengakui kelebihan lawan.

Berani menerima tantangan secara Politik, harus berani juga bertarung secara sportif, sesuai aturan dan Undang-undang yang berlaku. Memang pertarungan Politik, bukanlah pertarungan fisik, kalaupun main kayu, bukanlah dalam terminologi menggunakan alat.

Politk main kayu lebih dimaknai sebagai berpolitik yang tidak mengutamakan nilai-nilai moral dan sportivitas. Ketika merasa tidak memiliki kekuatan untuk dijadikan senjata, maka menebar fitnah dan berita bohong dijadikan senjata.

Inilah Politik yang saya namakan politik "Main Kayu," karena tidak ingin bertarung Politik secara sportif, sehingga fitnah dan berita bohong pun ditebar untuk menghancurkan lawan. Strategi Politik seperti ini bisa saja meraih kemenangan, namun tidak memiliki nilai.

Bagi yang mendewakan Kekuasaan, Politik itu bukanlah tentang benar dan salah, bermoral atau tidak bermoral, tapi Politik itu adalah tentang Menang atau Kalah. Nah penganut faham seperti inilah yang menguasai perpoliikan Kita dewasa ini.

Kekuasaan adalah Tuhan baru bagi mereka, atas nama Kekuasaan pula mereka sanggup melakukan apa saja, termasuk juga menanggalkan kehormatan mereka. Demi kekuasaan, Tuhan pun bisa mereka permainkan, bahkan dilibatkan dalam berpolitik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline