Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Pidato Kebangsaan Prabowo Baru Sekadar "Akan"

Diperbarui: 17 Januari 2019   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Tribunews.com

Pidato kebangsaan itu haruslah mempunyai bobot dan meyakinkan yang mendengarkannya, karena yang akan dilawan Prabowo itu adalah Jokowi, seorang Petahana yang sudah melakukan apa baru Prabowo katakan. Saat Prabowo baru 'akan' melakukan, sementara Jokowi sudah melakukannya.

Satu dua langkah Jokowi sudah mendahului Prabowo, disaat Prabowo baru akan mulai melangkah, itu pun kalau menang. Pidato kebangsaan itu harus mampu memberikan kepastian, karena menjadi biasa kalau baru berupa Janji. Bukan Cuma saya yang beranggapan, pidato kebangsaan Prabowo masih sebatas memberikan mimpi-mimpi kepada pendukungnya.

Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menyoroti penggunaan kata 'akan' dalam pidato kebangsaan 'Indonesia Menang' Prabowo Subianto. Menurut dia, tidak seharusnya Prabowo terlalu banyak menggunakan kata 'akan' dalam menyampaikan visi-misinya.

"Prabowo membutuhkan lebih dari sekadar penggunaan 'akan' untuk dapat mengalahkan Jokowi," ujar Hendri, kepada wartawan, Selasa (15/1/2019). (Detik.com)

Jadi wajar kalau Pidato Prabowo terlalu panjang dan membosankan, karena isinya tidak lebih dari sekedar angan-angannya yang selama ini terpendam. Kegagalan demi kegagalan yang dilaluinya, sehingga menyimpan endapan angan-angan yang begitu banyak, sehingga secara substansial, pidato kebangsaan Prabowo hanya patut didengar oleh pendukung militan yang mengelukannya.

Narasi-narasi yang disampaikan Prabowo dalam pidatonya tersebut, sama sekali tidak berdampak pada elektabilitasnya. Karena memang apa yang disampaikan, merupakan pengulangan-pengulangan dari pidato-pidatonya sebelumnya, artinya tidak ada sesuatu yang baru untuk ditawarkan kepada calon pemilihnya, agar tertarik untuk memilih dia.

Seperti juga yang dikatakan Direktur Konsep Indonesia Veri Muhlis Ariefuzzaman, yang saya kutif dari Detik.com, Veri menilai tidak ada pembaruan dalam pidato 'Indonesia Menang' yang disampaikan capres Prabowo Subianto. Prabowo dinilai belum menawarkan solusi konkret atas permasalahan yang ia paparkan.

"Kalau saya melihat pidato itu sama sekali tidak ada yang baru. Itu semacam kumpulan kesimpulan saja dari pernyataan-pernyataan Prabowo selama masa pencapresan. Stressing-nya mungkin ingin menyampaikan kepada publik bahwa negara sedang banyak masalah dan karena itu butuh orang yang bisa membenahinya, lalu ingin mengatakan orang itu adalah dirinya," kata Veri kepada wartawan, Senin (14/1/2019).

Yang lebih kritis lagi adalah tanggapan pengamat ekonomi, Faisal Basri, terkait isi pidato Prabowo tentang swasembada air bersih. Menurut Faisal agak aneh swasembada air bersih, memangnya selama ini kita import air bersih, karena setahu dia air bersih itu adalah kebutuhan masyarakat yang memang dikelola sendiri, yang sumbernya dari air tanah kita sendiri.

Memang agak over dosis narasi yang dikembangkan Prabowo dalam Pidato Kebangsaan tersebut, sehingga menuai kritik dari berbagai pihak, meskipun juga ada sebagian yang mengapresiasi, terutama dari orang-orang yang ada dilingkarannya.

Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menganggap Pidato Prabowo menihilkan prestasi Pemerintahan Jokowi-Jk. Ada 4 point yang menjadi pembahasan Hasto :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline