Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Membeli untuk Gaya Hidup?

Diperbarui: 28 Desember 2018   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto : Pixabay.com

Apakah karena mampu Anda harus membelinya.? Pada hal sesungguhnya Anda tidak membutuhkannya.

Banyak sebab seseorang membeli sebuah barang, ada karena kebutuhan, ada karena kemampuan, ada juga sekedar hanya keinginan ( lapar Mata). Anda yang mana diantara itu.?

Untuk memenuhi kebutuhan hidup berapapun penghasilan akan terasa cukup, tapi ketika penghasilan digunakan untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup, maka berapapun penghasilan tidak akan pernah cukup.

Hidup ini kita yang melakoni, kita yang mensiasti. Hidup itu adalah sesuatu yang sangat bersifat privasi, tidak seorangpun bisa mencampuri. Tapi ketika hidup yang kita lakoni berakibat kepada kehidupan orang lain, maka tidak ada salahnya orang lain pun mencampuri kehidupan Kita.

Sebagai illustrasi saya akan memberikan contoh kehidupan sebuah keluarga, dimana satu keluarga ini terdiri dari 2 keluarga kecil yang tinggal serumah.

Seorang kakak yang sudah berkeluarga dengan penghasilan suami yang minim, atau pas-pasan, namun karena kakak pintar mengatur penghasilan suaminya maka kebutuhan hidup mereka selama 1 bulan terpenuhi.

Sebaliknya Si Adek yang penghasilannya lebih dan penghasilan suami juga ada, tapi setiap bulannya tetap merasa kekurangan. Adek terkenal boros, penyuka barang branded, hampir setiap hari dia bisa belanja pakaian sehingga manajemen keuangannya kedodoran.

Mending kalau barang yang dibeli bermanfaat, kadang baru dibeli 1 Hari sudah dianggurkan, dan beli yang baru lagi. Barang-barang tersebut biasanya setelah gak dipakai di-garage sale secara murah, padahal barang yang dibeli bukan barang murah.

Barang yang dibeli diatas 1 juta, dijual hanya 100 ribu. Ini sebuah pemborosan yang amat sangat. Sering hal seperti ini yang memicu keributan antara kakak dan adek. Kakak yang merasa pola hidup adeknya yang salah mencoba untuk menasehati, tapi adek tidak bisa terima, karena dianggap itu hak pribadi.

Sebetulnya kalau saja kakak adek ini hidupnya saling menunjang, mungkin kesejahteraan keluarga mereka berdua tidaklah ada kesenjangan, karena kesenjangan dan tidak adanya kepedulian yang merusak kerukunan mereka berdua.

Tuhan saja memberikan kita rezeki sesuai dengan kebutuhan, kalau rezeki tersebut kita alihkan diluar kebutuhan, tentunya kita menghianati Amanah-Nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline