Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Tulisan yang Tak Ada Pembaca

Diperbarui: 24 Desember 2018   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Pixabay.com

"Hadeuh..udah capek-capek nulis..panjang pula, gak ada yang baca apes deh..kurang apa coba..semua ilmu udah dikerahkan tapi tetap aja gak ada yang baca..bikin patah semangat aja.."

"Udah bagus-bagus bikin artikel, komplit dengan illustrasi foto-foto yang keren, tapi gak ada yang baca.. sementara yang bikin biasa-biasa aja bisa menangguk viewer dan Komen yang banyak"

Begitulah kira-kira keluhan yang diucapkan saat artikel yang ditulis Miskin apresiasi pembaca. Kadang ada kecenderungan sebagian dari kita lebih melihat keluar, dan kurang mau melihat kedalam diri sendiri ketika menghadapi masalah seperti diatas, karena apa.?

Karena merasa sudah melakukan hal yang maksimal dalam pandangan sendiri, merasa sudah memberikan yang terbaik, sehingga lupa pada hal-hal yang juga harus menyertai kerja maksimal tersebut, terutama tidak dibarengi dengan keikhlasan saat menuliskan artikel tersebut.

Padahal problem yang dihadapi itu adalah problem yang biasa dialami oleh setiap penulis. Seperti halnya pedagang, tidak selalu dagangan yang digelar laris manis terjual. Kadang dari pagi sampai sore tidak satupun pengunjung yang mengunjungi dagangannya. Begitu Juga penulis, kadang lapaknya ramai, kadang Juga sepi, itu adalah hal yang biasa.

Cara terbaik memgatasi hal-hal seperti itu adalah, Instrospeksi diri, lihat kekurangan yang ada didalam diri sendiri, apa yang belum dievaluasi. Tingkatkan terus kualitas kontennya, jangan pernah bosan melakukan inovasi terhadap tulisan, Cari pola penulisan yang enak, yang sesuai dengan kemampuan diri sendiri.

Secara pribadi, sampai saat ini saya  terus mencari, dan berusaha untuk tidak mengulangi kegagalan dalam membuat satu artikel. Terus mengikuti perkembangan imformasi, sehingga apa yang dituliskan selalu Up To Date, dan terus berupaya untuk menyuguhkan artikel yang disukai pembaca, meskipun itu belumlah selalu tercapai.

Kenapa artikel yang terlihat biasa-biasa saja tapi menuai banyak viewer dan komentar.? Inilah yang kadang faktor subjektif yang tidak mudah difahami, padahal artikel yang seperti itu pada umumnya mampu menyajikan sesuatu yang mengena dihati pembaca. Artinya, konten yang disajikan memang dibutuhkan oleh pembaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline