Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Demokrat Menolak Tegas Kembali ke Zaman Soeharto

Diperbarui: 11 Desember 2018   10:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : man.com

Demokrat beranggapan, Jaman Ode Baru adalah jaman kegelapan kebebasan berpendat, kebebasan berserikat, dan kebebasan pers, sementara era reformasi saat ini, semua kebebasan tersebut sudah terpenuhi, semua kebebasan tersebut tidak lagi dibawah tekanan.

Dengan tegas Demokrat menolak jika Prabowo-Sandi ingin kembali kejaman Soeharto, seperti yang diinginkan Partai Berkarya, yang dipimpin oleh Tommy Soeharto. Seakan terkooptasi oleh Partai Berkarya, semangat kembali kejaman Orde Baru menjadi jargon Prabowo-Sandi yang sangat mengemuka saat ini.

Partai Demokrat menolak klaim Partai Berkarya dan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bahwa rakyat menginginkan kondisi pemerintahan seperti di era Orde Baru. Kalau memang kubu Prabowo menginginkan itu, Demokrat tegas menyatakan tak akan mendukungnya dan mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

"Ini klaim atau harapan Partai Berkarya saja. Demokrat menolak. Kalau mau seperti Orba, tak usah ada pemilu. Biar Jokowi terus saja," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Rachland Nashidik, melalui akun Twitter-nya @RachlanNashidik, Senin, 10 Desember 2018.

Pertanda apa ini.?

Sinyal apa yang diberikan Demokrat sesungguhnya.? Dominasi keluarga cendana yang merapat ke Prabowo, lewat Partai Berkarya, mulai menggerus eksistensi Demokrat dalam Koalisi Prabowo. Wajar jika Demokrat menolak tegas klaim dan keinginan Partai Berkarya, karena selama 2 Periode Pemerintahan SBY, sudah memperlihatkan komitmennya terhadap cita-cita reformasi.

Sementara sekarang, lewat klaim Partai Berkarya, ingin kembali menghidupkan semangat Orde Baru yang otoritarian. Bukannya malah lebih maju, tapi malah mundur jauh kebelakang.

Satu sisi Demokrat menyatakan lebih baik mendukung Jokowi-Ma'ruf, daripada Prabowo-Sandi, jika memang Prabowo-Sandi ingin mengusung semangat Orde baru, namun disisi lain Demokrat juga menolak keinginan Presiden Jokowi untuk menghidupkan kembali pasal penghniaan Presiden.

"Pikiran ini justru dimunculkan lagi di masa Jokowi lewat upaya mengembalikan pasal penghinaan presiden," kata Rachland.

Pernyataan Rachland diatas lebih bersifat otokritik sebetulnya, kalaupun diam-diam gagasan Partai Berkarya itu diterapkan Prabowo-Sandi dalam berkuasa, Demokrat pun tidak akan bisa berbuat banyak. Boleh saja Demokrat menolak tegas, tapi sikap itu harus diperlihatkan secara jelas, tidak bisa hanya lepas sebatas pernyataan.

Sekarang yang terlihat nyata mendukung sepenuhnya Prabowo-Sandi, hanyalah Partai Berkarya, Partai koalisi lainnya masih mengejar peruntungan di Pemilu Legislatif. Jadi tidak aneh kalau ada kesan Prabowo-Sandi sudah terkooptasi oleh Partai Berkarya dengan keluarga Cendananya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline