Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Pancasila Itu "Bukan" Agama, tapi Kalimatun Sawa

Diperbarui: 5 Desember 2018   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Agama dan Pancasila adalah dua hal yang berbeda, namun keduanya adalah merupakan Kendali dan Pandangan Hidup yang memiliki porsi yang berbeda, karena Pancasila adalah pandangan hidup (way of life) dalam Kita bernegara, Ideologi negara, sebagai pedoman kita dalam bernegara, yang diciptakan oleh para pendiri negara, agar bangsa yang memiliki berbagai suku dan agama ini memiliki landasan persatuan dalam bernegara.

Sementara Agama adalah keyakinan yang dianut oleh masing-masing warga negara, sesuai dengan apa yang diyakini, sebagai pedoman hidup dalam menjalankan hidup dan keyakinan, agar penganutnya memilki akhlak dan prilaku yang baik, demi mencapai kehidupan yang baik dan diridhoi Tuhan Yang Maha Esa.

Warga negara yang beragama dengan baik, tentunya akan mampu menselaraskan diri dengan Ideologi negara, maka dari itu tercapainya cita-cita bangsa ini jelas karena adanya keselarasan tersebut, sehingga terciptalah persatuan dan kesatuan Bangsa.

Pancasila itu merupakan sebuah konsesus, sebuah kesepakatan bersama yang dijadikan landasan dalam bernegara, konsesus tersebut lahir dari kesepakatan seluruh elemen bangsa yang diwakili oleh berbagai umat beragama dan berbagai suku, dan konsesus itu tidak bisa diubah atau dianggap hanya milik Umat Islam, dan tidak bisa dibilang hanya Agama Islam yang sejalan dengan Pancasila, Agama lain diluar Islam bertentangan dengan Pancsila.

Pancasila itu Kalimatun Sawa

Pancasila bukanlah Agama, tapi ideologi negara yang tidak lahir begitu saja, melalui perdebatan panjang dan tarik menarik berbagai kepentingan. Negara yang majemuk tidak bisa memenuhi ego segelintir kelompok, dan tidak bisa memaksakan kehendak untuk kepentingan bangsa yang besar, atas kesepakatan bersama, maka dirumuskanlah pancasila, yang unsur didalamnya terkandung poin-poin yang dapat mewakili kepentingan bersama.

"Titik temunya adalah Pancasila yang disatukan oleh Bung Karno pada 1 Juni sebagai "Philosofiche Grondslag" : ketuhanan, kebangsaan, perikemanusiaan, kedaulatan rakyat, dan keadilan sosial. Dalam butir-isi Pancasila itu, Nilai-nilai dasar dan utama Islam inhern.

Sehingga, tanpa negara ini harus menjadi negara yang Islam, namun dengan Pancasila sebagai ideologinya, negara ini memiliki Islam secara substansial. Karena itu, ini menjadi kalimatun sawa '(platform umum) yang diterima secara gegap gempita pada 1 Juni itu."

Menurut KH Ma'ruf Amin, Pancasila dapat menjadi solusi karena mengandung kebangsaan dan juga sekaligus keagamaan. Sehingga saat ini Indonesia menjadi bangsa yang relegius. Bahkan, KH Ma'ruf mengatakan, dasar Pancasila itu adalah tauhid, di mana pada sila pertama disebut Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Maka Pancasila itu disebut titik temu. Saya menyebutnya kalimatun sawa (titik temu, Red)," ujar KH Ma'ruf saat menjadi pembicara dalam kegiatan Silaturrahim dan Dialog Dialog Kebangsaan Bersama Menteri Agama di Hotel Ciputra, Jakarta, Rabu (11/7).(Republika.co.id)

Agama bukanlah seperti Ormas yang bisa dibubarkan sesuai kehendak orang perorang, Tuhan menciptakan agama lain sebelum Islam ada, Islam hadir untuk menyempurnakan agama sebelumnya. Posisi agama dalam sebuah negara yang majemuk haruslah setara, yang membedakan antara yang satu dengan yang lainnya hanya kwantitas, namun yang mayoritas hendaknya menghargai minoritas, Dan minoritas menghormati yang mayoritas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline