Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Menggugat Definisi Kualitas Film

Diperbarui: 30 November 2018   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Pixabay.com

Setelah Touring Window Shopping untuk mencari ide, akhirnya balik ke kamar tidur juga sambil ngadem. Jadi ingat diskusi kecil tentang kualitas film Indonesia, yang digelar oleh kelompok kecil Diskusi Film Indonesia, di sebuah kafe kecil di sekitar Cikini Raya.

Ini kelompok terbilang unik, karena serba kecil. Postur tubuh orang yang menghadiri diskusi kecil-kecil, termasuk juga saya. Makanan yang tersedia juga cuma makanan kecil, makanya saya menyebutnya kelompok kecil, jumlah yang hadir juga cuma 4 orang.. Yah serba kecil deh.

Sam membuka pembicaraan dengan mempermasalahkan kualitas film.

"Jun menurut lo apa yang membuat filmnya Hanung "Sultan Agung" jeblok di pasaran. Secara kualitas penggarapannya okey. Secara Cinematography juga gak ada kurangnya.."

"Sam..film kalo ngomong kualitas..film Joko Anwar "Pengabdi Setan" juga kualitasnya bagus..secara Cinematography juga bagus..dan Sukses di pasaran..lo harus cari lagi definisi kualitas selain arti bakunya "mutu."

SI Jack yang tadinya cuma diam, akhirnya ikut nimbrung membahas definisi kualitas.

"Jun..maksud lo ada definisi lain dari kualitas..menurut gue.. definisi kualitas itu selamanya akan tetap sama..yang beda itu persepsi seseorang terhadap makna kualitas itu sendiri."

"Ya iyalah Jack.. acuan melihat sebuah kualitas itu dari banyaknya Penonton..ya artinya tolok ukurnya kesuksesan dalam meraih penonton yang jadi acuan menilai Kualitas.."

"Gini deh..film Garin kurang berkualitas apa lagi..juara festival di mana-mana..tapi penayangannya di Bioskop jeblok juga..itu artinya..ukuran kualitas film Garin berdasarkan tolok ukur penilaian juri..bukan selera penonton.." Sam kembali menimpali.

Akhirnya saya coba nimbrung juga untuk urun pendapat.

"Gue setuju dengan apa yang dikatakan Jack.. definisi kualitas itu tidak berubah. Akan tetap sama selamanya. Yang harus diubah itu persepsi masyarakat tentang makna kualitas itu. Caranya, kita ajak para sineas kita membuat film yang bermutu dengan kualitas tinggi, tapi juga tidak melupakan aspek komersialnya agar tetap disukai penonton.."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline