Mempelajari sejarah Masa lalu adalah keharusan bagi pewaris sejarah, begitu juga meluruskan sejarah yang dibengkokkan, merupakan kewajiban bagi pewaris sejarah.
Siapa pewaris sejarah? Anda, Saya, kita dan generasi penerus. Generasi penerus adalah generasi yang menerima sejarah yang sudah diluruskan.
Lalu siapa yang meluruskan sejarah.? Pastinya Kita, Anda dan saya pemegang estafet tongkat sejarah masa lalu masa lalu. Banyak sejarah yang harus diluruskan. Sejarah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), juga sejarah Gestapu PKI, yang kita kenal Juga dengan Gerakan 30 September 1965.
Itu merupakan tonggak sejarah Penting yang masih simpang siur kebenarannya. Dalam momentum 30 September 2018, ada yang memaksakan agar diputar ulang film Penghianatan G 30 S PKI, film Propaganda Orde Baru yang masih kontroversial, karena dianggap memutar balikkan fakta sesungguhnya.
Haruskah diwajibkan masyarakat menonton film sejarah yang dianggap tidak sepenuhnya mengandung kebenaran sejarah? Apakah kita ingin meracuni pikiran masyarakat dan generasi penerus dengan kepalsuan sejarah?
Rakyat sudah merdeka dari penjajahan dan Belenggu Orde Baru, biarkan masyarakat memahami kebenaran sejarah tanpa harus dicekoki, tidak perlu ada yang mendoktrin untuk memahami sejarah kelam Masa lalu, hanya Demi ambisi untuk mengulangi Kekuasaan, yang telah merampok hak-hak Kemerdekaan dan hak berpolitik masyarakat.
Masyarakat yang sudah memiliki Kemerdekaan berpikir dan hak kedaulatan, jangan lagi dicekoki oleh doktrin Ala Order Baru, tidak perlu dikatakan bahwa Era Orde Baru adalah Era Keemasan Indonesia. Rakyat yang melek sejarah masa lalu, sangat faham tajamnya cengkraman kuku Kekuasaan Orde Baru terhadap Kemerdekaan berpendapat rakyat.
Bagaimana Demokrasi dimanipulasi hanya demi mempertahankan Kekuasaan yang sudah kebablasan. Bagaimana kroni-kroni Orde Baru hidup bermewah-mewahan diatas hutang negara dan penderitaan rakyatnya.
Orde Baru sudah selesai, tidak perlu membanggakan sebuah sejarah kelam masa lalu, kita sedang mengejar ketinggalan yang sudah berpuluh Tahun. Sekarang saatnya bangkit dengan pemimpin yang mampu dan mau menghargai hak dan kedaulatan rakyat.
Perlihatkan kepada masyarakat, meski seburuk-buruknya sejarah tetaplah sejarah. Bukan sejarah yang penuh manipulasi hanya untuk membanggakan sebuah rezim yang pernah memperkosa hak-hak rakyat dengan cara yang tidak sewajarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H