Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Paradoks Politisi Pencari Panggung

Diperbarui: 29 September 2018   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : shutterstock.com

Jangan pernah terpesona dengan ucapan-ucapan Bombastis Politisi di Media dan media sosial, karena itu adalah cara mereka untuk menarik perhatian. Meski apa yang dilakukan sah secara hak dalam menyatakan pendapat, tapi tidak genah dalam etika sosial.

Sebagian besar politisi beranggapan, dengan menjadi Vocalis maka mudah mencuri perhatian, tapi kenyataannya banyak yang kebablasan. Mereka mengabaikan etika hanya untuk mendapatkan sebuah panggung, mereka tidak lagi peduli Tata krama, yang muncul malah kesombongan.

Bisa jadi mungkin mereka pikir dengan berteriak dari atas panggung yang mereka ciptakan, adalah sebuah Cara memperlihatkan Kecerdasan, tapi pada kenyataannya malah sebaliknya, mereka telah menelanjangi kebodohannya sendiri. Banyak statement yang mereka kemukakan malah tidak sesuai kenyataan.

Menjadi oposan memang dibenarkan, mengungkap kebenaran dengan data yang valid dan akurat adalah cara cerdas orang yang mengerti aturan. Kalau sekedar mengeluarkan pernyataan hanya untuk mencari perhatian itu biasa dilakukan oleh politisi karbitan. Politisi Yang dilahirkan oleh segala kemudahan.

Membangun sebuah situasi Politik yang beradab dan beretika adalah tugas kemanusiaan. Fitrah manusia berbuat kebaikan bukan menciptakan kekacauan. Hanya manusia yang sempit akalnya yang mencari peluang untuk mempopulerkan diri dengan menciptakan kegaduhan.

Politisi adalah simbol tradisi pemimpin yang memiliki integritas dan Kecerdasan, politisi adalah pengembara lautan Politik yang penuh tantangan. Pandai menyikapi situasi tanpa harus menjatuhkan lawan digelombang yang sama. Hanya prilaku petualang politik yang memanfaatkan kesempatan sesaat.

Politisi seharusnya menjadi manusia kreatif yang melahirkan, ide-ide baru dan sistem pemerintahan untuk diwariskan bagi generasi Masa depan, mengisi parlemen bukan cuma untuk memenuhi quota, tapi memang Demi kepentingan bangsa dan negara.

Kalau cuma untuk mencari panggung dan mengaktualisasi diri, mungkin cukup memungut politisi kelas warung kopi, yang cuma pandai debat kusir tanpa bisa meng-implementasikan apa yang dikemukakan. Masih banyak cara yang bermartabat untuk mencari panggung, bukan cuma mengekploitasi kekurangan orang lain tanpa pernah meningkatkan kelebihan diri sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline