Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Caleg "Artis" yang Tidak lagi Populer

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto : Merdeka.com

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="foto : Merdeka.com"][/caption]

Pada Pemilu 2014 ini Bursa Caleg masih diisi dengan wajah-wajah Artis, itu artinya sosok artis masih dibutuhkan sebagai Vote Getter. Apakah benar keberadaan sosok artis itu sangat mempengaruhi perolehan suara partai,? Bisa ya bisa tidak tergantung apakah sosok artis tersebut terkenal dan memiliki nilai jual yang tinggi atau tidak, itu kata saya. Sementara sekarang ini artis-artis yang menghiasi bursa caleg, hampir rata-rata adalah artis yang sudah tidak lagi populer dimasyarakat.

Lihat saja beberapa orang artis tercatat sebagai caleg untuk periode tahun 2014 sampai tahun 2019 dari berbagai parpol. Partai Hanura misalnya mencatat nama Krisdayanti dan Meriam Bellina -Irwansyah sebagai caleg dari Partai Gerindra dan Anang Hermansyah, Jeremy Thomas dari Partai Amanat Nasional - Okky Asokawati, Angel Lelga dari Partai Persatuan Pembangunan - Edo Kondologit dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Bagi parpol tidak ada larangan mendaftarkan artis sebagai caleg begitu juga bagi artis bebas memilih profesinya  termasuk mau menjadi caleg.

Kalau kita melihat keberadaan artis sekarang ini yang mengisi lembaga legislatif, mereka seakan tenggelam ditengah gemuruh politisi senayan, populer sebagai artis tapi tidaklah popupler sebagai politisi senayan, sedikit sekali dari mereka yang muncul kepermukaan. Yang jelas-jelas sering muncul dimedia dalam kapasitasnya sebagai politisi hanyalah Rieke Diah Pitaloka, Nurul Arifin, Tantowi Yahya, selebihnya muncul kemedia bukan karena kiprah politik, tapi malah karena persoalan rumah tangga.

Ketika artis direkrut partai untuk mengisi bursa Caleg hanya sebatas sebagai Vote Getter, maka orientasi partai dalam merekrut pun sudah salah, sehingga yang dilihat hanya daya pesona dalam penampilan dan populeritas, sehingga mengabaikan sisi intlektualitasnya, maka yang terjadi pada akhirnya cuma sebatas penghias dilembaga legislatif, keberadaan mereka dilegislatif tidak menonjol dan tidak memberikan kontribusi pemikiran politik, padahal sejatinya keberadaan mereka diharapkan dapat memberikan "Warna" bagi lembaga legislatif tersebut.

Dalam pandangan saya untuk Pemilu 2014, artis tidak lagi mempunyai "Maghnit" yang kuat untuk meningkatkan perolehan suara partai, karena masyarakat sekarang ini sudah melek politik, sudah melihat kenyataannya bahwa artis yang duduk dalam lembaga legislatif tidak memberikan arti apa-apa bagi kepentingan masyarakat, artis tidak eksis dilembaga legislatif, mereka tenggelam dalam dinamika korupsi dan politik dan mereka tidak mampu memperbaiki citra lembaga legislatif.

Hampir rata-rata artis yang direkrut partai politik adalah artis yang tidak lagi produktif didunia hiburan, sehingga posisi aman dengan menjadi anggota legislatif pun merupakan pilihan. Bagi artis yang benar-benar mempunya "Bakat" politik, maka dia akan eksis menjadi politisi, bahkan menjadi
tambah populer dengan kiprahnya sebagai politisi, tapi bagi artis yang hanya direkrut karena pesona
kecantikannya, maka keberadaannya hanya menjadi hiasan.

Sumber foto : Merdeka.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline