Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Mungkin Ini "Bukanlah Puisi"

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1356877477195935535

[caption id="attachment_232354" align="aligncenter" width="550" caption="Ilustrasi/ Admin (shutterstock)"][/caption] Aku melihat bagaimana undang-undang dirancang dengan penuh tipu-tipu Diterapkan hanya untuk kepentingan kekuasaan Bukankah itu sebuah pengkhianatan pada rakyat . Aku melihat bagaimana kekuasaan dikangkangi Hanya untuk menguasai dan menindas hak-hak rakyat Padahal semua legislasi atas nama rakyat Bukankah itu juga pengkhianatan.. . Sayangnya aku cuma bisa melihat tapi tidak bisa berbuat Hanya tercengang dan mengumpat dalam hati Aku seperti bisu dan tuli Sepertihalnya orang-orang yang menjalankan fungsi legislasi . Ketok palu para benalu di republik ini Seperti ketok magic yang bisa menghilangkan hak-hak rakyat yang diwakili Tanpa nurani dan membutakan mata hati Semata untuk kepentingan sendiri . Sorak soray mereka digedung parlemen Adalah sorak soray keberhasilan konspirasi Sorak soray kemenangan yang sudah menghabisi Hak-hak rakyat yang mereka kebiri Lagi-lagi aku cuma bisu dan tuli . Pada puisi inilah aku muntahkan berbagai maki-maki Memang ini cuma maki-maki bukanlah puisi Tapi aku senang meski pun ini bukan puisi Tapi maki-maki ini aku anggap sebuah puisi ________ Jakarta, Desember 2012 Salam Kompasiana

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline