Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Situs Percandian Muara Jambi Terancam..

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto : Bharatanews.com

[caption id="" align="aligncenter" width="650" caption="foto : Bharatanews.com"][/caption] Kawasan percandian Muaro Jambi di Muaro Jambi, Provinsi, Jambi, Sumatera, adalah kawasan percandian terluas se Asia, bahkan mungkin terluas di muka bumi ini (3000 HA). Menurut para ahli, termasuk arkeolog, kelestarian kawasan itu terancam oleh aktivitas industri batu bara, sawit dan lain sebagainya. Demikianlah yang dituliskan oleh seorang Advokat Senior dan juga pengamat Sosial Budaya,  Kamal Firdaus, di Wall Group facebook, Selamatkan Percandian Muara jambi. Bagaimana tidak terancam, saat ini berdasarkan pantauan media lokal di Jambi, asam dari stockpile batu bara Sungai Batanghari, terus menggerogoti fondasi candi. Direktur Eksekutif KKI Warsi Rachmat Hidayat mengatakan, kendati wilayah stockpile batu bara tidak masuk dalam peta skema REDD (reducing emissions from deforestation and forest degradation), namun keberadaan stockpile tetap mengganggu. Apalagi wilayah sekitarnya merupakan hutan lindung, hutan adat, hutan desa, dan kemasyarakatan. Ancaman ini serius dan tidak boleh dianggap remeh, baik oleh Pemerintah daerah, maupun oleh Pemerintah Republik Indonesia, mengingat Situs Candi Muara Jambi merupakan asset peninggalan sejarah yang harus senantiasa terpelihara. Bukankah Situs percandian Muara Jambi ini sudah menjadi cagar budaya, kalau memang sudah dijadikan Cagar Budaya, maka segala bentuk industri yang ada disekitar percandian hendaknya sudah tidak lagi boleh dilakukan. Pemerintah Daerah provinsi Jambi, sebagai penguasa wilayah, seharusnya mampu melindungi kepentingan dan keberadaan situs percandian tersebut, juga mengabaikan kepentingan industri apa pun yang berada disekitar wilayah tersebut, terlepas itu merupakan kepentingan Pmerintah pusat, atau pun kepentingan pengusaha yang memiliki dan mendapat persetujuan pemerintah pusat. Kekuatiran terhadap nasib situs percandian Muara Jambi ini menjadi perhatian serius masyarakat jambi yang tergabung dalam Group facebook, Selamatkan percandian Muara Jambi, hendaknya himbauan masyarakat ini menjadi perhataian baik Pemerintah Daerah Jambi, maupun Pemerintah republik Indonesia. Lebih Jauh Kamal Firdaus menuliskan kegelisahannya terhadap nasib Situs Candi Muara Jambi, yang saya Copas dari Group Facebook tersebut : Sekian bulan yl mereka yang peduli terhadap kelestarian kawasan itu sudah membuat dan menyampaikan PETISI kepada Presiden RI dan pejabat terkait. Aksi damai sudah pula digelar di Jambi sekian bulan silam yang dihadiri ribuan orang peserta. "Delegasi" demi "delegasi" sudah pula menghadap Mendagri, Mendiknas dan Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan & Pengendalian Pembangunan (UKP4). Beberapa Duta Besar sudah pula meninjau kawasan itu. Sekarang izinkan saya sebagai bangsa Indonesia bertanya : ditindak-lanjuti menurut sebagaimana mestinya atau tidakkah semua upaya yang sudah dilakukan dan digelar oleh publik itu? Kalau belum, kapan kira2 ditindak-lanjuti dan apa penyebabnya kok belum ditindak-lanjuti? Kalau sudah, apa gerangan bentuk konkrit tindak-lanjutnya itu?? Pertanyaan terakhir : bapak-bapak sendiri, Anda-anda pribadi adalah bangsa Indonesia juga iya kan, menganggap berharga, bernilai tinggi dan menganggap penting ataukah tidak warisan nenek-moyang kita itu dan oleh karenanya harus SEGERA diselamatkan?? Atau Anda-anda sendiri menganggap apa yang dinamakan "ANCAMAN" terhadap kelestarian kawasan itu sebetulnya tidak ada sama sekali, yang berarti Anda-anda menganggap para ahli arkeologi, para penanda-tangan PETISI dimaksud, para peserta aksi damai itu hanya mengada-ada belaka, hanya "asbun" thok, hanya membuat kebohongan publik semata-mata?? Karena bapak-bapak adalah pejabat alias petinggi, yang selalu berkata demi bangsa dan negara, maka tidak mungkin tersinggung, bahkan akan berterima kasih, dengan apa yang dikemukakan di atas. Tapi andaikata ada di antara bapak-bapak yang ternyata tidak berkenan dan tidak nyaman, ya saya menghaturkan mohon maaf lahir dan batin..... Terima kasih.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline