Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Membuka Aib Sendiri Demi Popularitas

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Inilah dunia keartisan kita sekarang ini, membuka aib diri sendiri demi mencapai populeritas dan kilauan jepretan kamera wartawan juga liputan infotainment, akhirnya menelanjangi diri sendiri dan mengakui berselingkuh dengan suami orang dipaparkan dengan ringan tanpa beban, beban moralitas seakan tidak lagi perlu dijaga, populeritas sudah dianggap sesuatu yang mampu mengisi pundi-pundi kekayaannya.

Miris melihat pengakuan Nikita Mirzani, artis seronok yang selalu mengumbar aurat tubuhnya di media, yang membuka perselingkuhannya dengan Indra Birowo sangat enteng dihadapan media, seakan tanpa beban, tanpa rasa bersalah, dan tidak memikirkan apa yang diucapkannya akan berakibat patal bagi rumah tangga Indra Birowo.

Beginilah artis karbitan yang tidak memiliki modal yang cukup untuk mencapai ketenaran, sehingga mencari jalan pintas mencari ketenaran dengan menebar berbagai gosip agar mendongkrak kepopulerannya. Image buruk bukanlah sesuatu yang ditakutkan, malah justeru dianggap sesuatu yang mampu mengangkat kepopuleran.

Sebagai illustrasi saya ingin memberikan gambaran situasi saat Christine Hakim memulai menapak karir, secara fisik saat itu tidak ada yang menarik dari seorang Christine Hakim, dadanya tipis hanya saja fisiknya tinggi. Tapi Almarhum Teguh Karyalah orang yang sangat tahu potensinya, dibawah gemblengan Teguh Karyalah karir akting Christine Hakim terasah, ya itulah kekuatan dan nilai jualnya Christine hakim, makanya sampai sekarang masih tetap eksis sebagai artis yang memiliki kekuatan akting dan karakter.

Tapi coba kita lihat sekarang, berani pamer dada, berani bicara seronok, mengumbar aurat didepan media, maka akan dengan mudah terdongkrak populeritasnya, sementara kemampuan lainnya tidak ada-apanya, selain hanya sebagai objek pemuas mata. Setiap orang berhak mencari populeritas, tapi jika mencari populeritas dengan mengorbankan orang lain, rasanya sungguh tidak pantas, capailah sesuatu dengan cara yang wajar dan tidak merugikan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline