Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

DPR Atur Wartawan, Kontradiksi dengan Semangat Reformasi

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagaimana mungkin DPR mau mereformasi diri jika peliputan wartawan terhadap aktivitas keseharian DPR dibatasi, dan itu artinya DPR sudah anti kritik dan enggan dikoreksi, kalau DPR enggan dikontrol dan enggan dikoreksi media, itu sangat kontradiksi dengan semangat reformasi yang dicanangkan DPR saat ini. DPR hanya basa-basi dalam mereformasi diri, hanya sekedar menarik simpati, padahal masyarkat berharap banyak jika memang DPR bisa merubah imej dan mereformasi diri, agar imej DPR semakin lebih baik lagi dan tidak seperti sekarang ini.

DPR harus selalu terbuka terhadap peliputan wartawan, dan DPR tidak perlu takut, selama wartawan bekerja dengan penuh etika dan tidak melanggar kode etik jurnalistik. Hanya Media yang bisa memberikan kontrol terhadap DPR, sebagai sebuah lembaga yang mempunya kewenangan hampir berlebihan, DPR harus mau dikontrol media, kontrol media adalah cerminan aspirasi masyarakat.

Ide pembatasan peliputan wartawan di DPR, adalah bentuk dari  arogansi DPR, sebagai wakil rakyat, DPR harus bisa menerima kritik dan masukan dari rakyat. DPR sudah harus mereformasi diri, kalau memang ingin merubah imej DPR dimata masyarakat. Sikap kritis media terhadap kinerja DPR tidaklah ada yang salah, semua masih dalam batas kewajaran, adanya berita miring, itu semua disebabkan adanya prilaku yang miring digedung yang miring tersebut

Sebagai sebuah lembaga Wakil Rakyat, DPR harus mau dikontrol dan terbuka terhadap kritik juga koreksi dari masyarakat, DPR juga harus terbuka terhadap peliputan wartawan, dengan adanya kontrol media, sangat diharapkan para anggota dewan akan lebih mawas diri dalam menjaga citra lembaga tersebut. Dikontrol media terus-menerus saja DPR tetap saja bobrok, apa lagi jika tidak dikontrol oleh media.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline