Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

Diskusi Apa Debat Kusir?

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antara Diskusi dan Debat Kusir sangat tipis bedanya, sama halnya menyamakan persefsi diantara egoisme pribadi. Ada kecendrungan yang positif dari sebuah diskusi, yaitu mencari solusi dari persoalan yang dibahas, memang tidaklah diskusi untuk menyamakan persefsi, tapi minimal mau berlapang dada menghargai pendapat orang lain, sementara Debat Kusir, lebih cenderung mempertahankan pendapat masing-masing dengan menonjolkan ego pribadi dengan tujuan sebuah pengakuan bahwa dirinyalah yang paling hebat dan berwawasan. Seringkali kita melihat dan menyaksikan sebuah perdebatan, baik di forum maupun dilapak penulisan, masing-masing beranggapan sedang berdiskusi, tapi bagi yang menyaksikan lebih merasakan perdebatan tersebut hanyalah debat kusir, sehingga apa yang diperbincangkan tidak menambah wawasan, baik bagi mereka yang berdebat, aupun yang turut menyaksikan, karena apa yang dibahas hanya berputar-putar disitu-situ saja, tidak sama sekali mencerahkan, tidak jarang pula dalam perdebatan menyerang pribadi masing-masing, sehingga terlepas dari substansi pembahasan. Biasanya perdebatan seperti ini akan terhenti jika didalam perdebatan tersebut muncul seseorang yang betul-betul mempunyai wawasan yang kuat dan menguasai persoalan yang diperdebatkan, namun tidak serta-merta yang tidak mempunyai wawasan yang cukup pun mau menghentikan perdebatan, bisa jadi pembahasan menjadi tidak substansial dan dialihkan kepersoalan lain yang sama sekali ada kaitannya dengan apa yang sedang dibahas. Yang paling sering menjadi perdebatan pada umumnya adalah persoalan agama dan keyakinan, padahal jelas-jelas bahwa agama itu sangat bersifat personal, bukan sesuatu yang pantas untuk diperdebatkan, agama adalah sesuatu yang harus diyakini, dia menjadi agama anutan kalau bisa diyakini oleh yang menganutnya, jadi kalau ada seseorang tidak meyakini apa yang dianut oleh orang lain, untuk apa diperdebatkan, karena itu adalah hak individu yang tidak perlu didiskusikan, kalau pun perlu didiskusikan tidaklah didalam forum atau lapak penulisan, cukup dibicarakan secara personal, agar tidak memancing debat kusir yang berkepanjangan. Tidaklah dikatakan pintar orang yang berpengetahuan, tapi memamerkan kepintarannya dengan cara yang tidak tepat, orang yang pintar dan berpengetahuan akan cenderung menuangkan gagasannya dalam sebuah tulisan atau buku, atau bahkan mengimplementasikannya secara kongkrit, bukan mengumbarnya dalam sebuah perdebatan yang gak ada ujung pangkalnya. Kadang bodoh dan pintar menjadi susah dibedakan jika sudah bercampur baur dengan nafsu umtuk menonjolkan diri dan kesombongan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline