Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), adalah lembaga yang melakukan audit terhadap keuangan negara, saat ini menjadi pusat perhatian terkait hasil audit forensik kasus Bank Century. Hasil audit forensik ini sepertinya dinilai kalangan anggota dewan belumlah bisa maksimal, dan tidak jauh berbeda dengan hasil audit yang pertama, padahal sebelumnya dikatakan dalam hasil audit forensik ini banyak temuan baru kemana saja aliran dana pihak-pihak tertentu, ternyata BPK hanya mengungkap ada aliran dana ke PT MNP penerbit koran milik partai tertentu saja pada periode 2006-2009 senilai Rp.100,95 miliar. Nilai ini tentunya sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai baillout century sebesar 6,7 triliyun, data detail dari aliran dana tersebut masih belum bisa diungkapkan dengan berbagai alasan tertentu. Sementara Sekjen PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo menjelaskan laporan hasil audit forensik Badan Pemeriksa Keuangan(BPK) penuh adanya tekanan. "Laporan audit forensik BPK yang akan diserahkan ke DPR tidak ada hal baru dan jauh dari harapan. Tekanan kekuasaan berhasil mereduksi audit forensik tersebut," jelas Tjahjo saat dihubungi wartawan. Apa kepentingan kekuasaan melakukan tekanan pada BPK, apakah ini pertanda unsurkekuasaan terlibat dalam kasus ini. Kalau memang kasus century ini ingin diungkapkan kebenarannya, saya pikir semua pihak akan berusaha membuka secara terang benderang semua hasil pemeriksaan, tidak ada yang dilindungi dan ditutup-tutupi. BPK sebagai unsur pemerintah jelas tidak bisa berbuat banyak jika di intervensi oleh kekuasaan, masalahnya, apa yang mendasari pemilik kekuasaan meng-intervensi kewenangan BPK. Terkait hasil audit forensik ini, Anas Urbaningrum sebagai politisi dan juga Ketua Umum Partai Demokrat angkat bicara, untuk menanggapi sikap pihak-pihak yang terkesan inkosisten terhadap hasil audit BPK, padahal sebelumnya menurut Anas mereka sangat lantang menyuarakan penuntasan kasus Baillout Century senilai 6,7 triliyun, seperti yang dikatakannya pada wartawan : "Dulu ketika angket, hasil audit BPK dipuji-puji dan bahkan seolah menjadi "kitab suci" yang mendasari angket.Sekarang, bakal hasil audit forensik diragukan dan bahkan diserang,"ujar Anas dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Jumat(23/12/2011).(Tribunews.com) Kenapa Anas begitu berang hasil audit ini dianggap masih sepeti hasil audit yang pertama, apa yang mendasari Anas untuk menanggapi hasil audit ini, apakah karena kasus ini terkesan sangat mendiskreditkan Partai Demokrat, sehingga Anas perlu memberikan tanggapan, padahal dari sekian politisi yang menanggapi hasil audit forensik ini tidak satupun menynggung demokrat secara langsung, mereka hanya merasa BPK mendapat tekanan dari kekuasaan. Sebelumnya, Politisi Golkar yang juga anggota Timwas Century, Bambang Soesatyo mengatakan laporan BPK tidak beda jauh dengan laporan audit investigasi BPK yang pertama. Tidak ada hal baru dan nihil pengungkapan aliran data detail yang kita harapkan dengan berbagai alasan. Sumber tulisan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H