Lihat ke Halaman Asli

Ajinatha

TERVERIFIKASI

Professional

"Persekongkolan Jahat" [Konspirasi]

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Persekongkolan Jahat yang lebih kita kenal sekarang ini dengan sebutan "Konspirasi," sudah ada sejak adanya peradaban manusia, Konspirasi seperti itu terus ada sepanjang peradaban manusia sampai sekarang, sedangkan saling membunuh antar manusia yang pada dasarnya bersaudara sudah ada sejak jaman Nabi Adam as, yang dilakukan oleh anak Adam as, Qabil membunuh habil saudaranya sendiri.

Banyak manusia dalam mencapai dan memenuhi hasrat dan keinginannya tidak lagi dengan cara-cara yang sewajarnya, kejujujuran dan hati nurani sudah hilang entah kemana, sehingga persekongkolan jahat digunakan sebagai cara untuk mencapai tujuan, tidak peduli lagi apa yang dirasakan orang lain, yang penting hasrat dan keinginannnya tercapai.

Persekongkolan jahat ini tidak saja terjadi dalam dunia politik, dan organisasi, tapi dalam komunitas kecil juga segala bentuk kegiatan kompetisi pun juga demikian. Tidaklah ada itikad baik dalam sebuah persekongkolan jahat, tetap saja bermotif kejahatan persekongkolan yang dilakukan.

Kedekatan pribadi antara seorang dengan seorang lainnya, kalau salah tujuannya akan bisa menimbulkan persekongkolan jahat, namun banyak orang pandai mengemasnya sebagai sebuah kebaikan, padahal tetap saja sebuah persekongkolan jahat, adalah sebuah kejahatan namanya.

Kalau dalam kegiatan yang berskala kecil saja sudah sarat persekongkolan, bagaimana mungkin bisa mewujudkan cita-cita yang baik dan berskala besar. Runtuhnya kesadaran moral untuk berbuat kebaikan, yang membuat sekelompok orang tergerak melakukan sebuah persekongkolan jahat. Persekongkolan jahat adalah sebuah bentuk rekayasa melawan kehendak dan aturan yang sudah ditentukan-Nya, oleh karenanya tidaklah mendapat ridho dan keberkahan-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline