Lihat ke Halaman Asli

Dayangsumbi

Penikmat Musik, Filosofi

Prosa Filsafat Eksistensialis yang Diadaptasi dari Kajian Ngaji Filsafat Tema Fyodor Dostoevsky

Diperbarui: 23 Maret 2022   03:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : Britannica

Malam minggu, hari ke-19 dibulan maret.

Hujan rintik tak menghalangi sepasang kekasih ini untuk jalan-jalan mengitari kota Jakarta. Dialah Tyo dan Juni. Mereka tak berniat singgah di sebuah taman atau kedai untuk bercerita panjang lebar mengenai hidup. Tibalah mereka disebuah lampu merah.

“Kenapa sih hujan tak meminta izin pada kita kalau dia mau turun malam ini.” sahut Tyo.

“Heh! Gak boleh ngomong gitu.”

Mereka pun melanjutkan perjalanannya. Mulut Tyo yang sedari tadi tidak merokok akhirnya berhenti di pinggir jalan untuk menyalakan rokoknya.

“Asem, bentar nyalahin rokok dulu.”

“Hihhh kok ngerokok di jalan sih! bahaya tau!” ketus Juni.

“Bukankah manusia memiliki kebebasan untuk mengatakan bahwa merokok itu tidak membahayakan dan menyehatkan walau bertentangan dengan akal sehat dan ilmu kesehatan. Saya setuju bahwa merokok di jalan memperburuk keadaan, tetapi jika kita memberikan pujian, maka merokok menjadi baik dan terkadang juga merupakan hal kecil yang menarik.”

Tyo menjawab dengan santainya kepada Jun seperti itu semata-mata untuk menunjukan bahwa ia memiliki kebebasan dan tidak mau diatur meskipun itu bertentangan dengan akal sehat dan ilmu pasti.

“Memangnya tidak ada tempat lain ? Saya rasa anda kecanduan.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline