Lihat ke Halaman Asli

Dayangsumbi

Penikmat Musik, Filosofi

Mengenal Filsafat Islam

Diperbarui: 27 Maret 2022   02:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : Freepic/Pexels

Pembahasan tentang filsafat selalu terkait dengan Ontologi,  Epistemologi dan Aksiologi. Hal ini merupakan yang paling umum dan sering dipelajari dalam filsafat. Namun, apakah kita sudah mengetahuinya ? Sebenarnya apa sih ketiga hal itu ? Bersumber dari buku Saku Filsafat Islam kita akan membahasnya, terutama pandangan-pandangan Suhrawardi tentang Ontologi apa itu ?

Ontologi

Ontologi adalah suatu ilmu yang membahas esensi/hakikat, substansi, kuiditas dan eksistensi sesuatu yang ada; wujud (eksistensi) dan maujud (eksisten).

Esensi/kuiditas adalah hakikat suatu materi atau immaterial yang memiliki satu nilai yang penting. Esensi bergantung dengan eksistensi sehingga jelaslah bayangan, batas atau tepiannya.

Substansi adalah suatu materi atau immaterial yang memiliki nilai dasar (kuiditas). Namun juga memiliki empat kategori aksiden yang berubah yaitu kualitas (kamm), kuantitas (kaif), posisi (wadh) dan tempat (ain). Keberadaan aksiden tergantung keberadaan substansi.

Kuiditas qua kuiditas, artinya tanpa eksistensi dan itu tidak memiliki efek, eksistensial lah yang memberikan efek bukan kuiditas. Jika tidak ada realitas yang dapat mempersatukan kuiditas-kuiditas yang berbeda dan menggabungkannya kita tidak dapat mempredikatkan satu kuiditas dengan kuiditas lain dalam satu pernyataan.

Eksistensial/Wujud terbagi menjadi 3, Realitas wujud, ambiguitas wujud, gerak substansial.

Realitas wujud, Wujud (eksistensi) adalah realitas yang menyusun maujud (eksisten). Jadi bisa dibilang maujud ini adalah luaran dari wujud. Pada realitas luarannya tidak lain adalah aksiden yang mengubah dan membatasi realitas tunggal, yaitu wujud. Wujud ini menjadi berbagai maujud yang tak terhitung jumlahnya. “Wujud” dalam pengertian inilah yang sesungguhnya melandasi semua realitas, entah konkret (material) atau abstrak (immaterial).

Ambiguitas Wujud, merupakan realitas yang muncul berdasarkan gradasinya. Ada Cahaya: Cahaya matahari, cahaya lilin, cahaya lampu. semuanya satu wujud/realitas yaitu cahaya tapi dengan predikat yang berbeda (matahari, lilin dan lampu). Wujud ini memiliki tingkatan dan gradasinya masing-masing. Ini terjadi di eksistensial bukan di esensi.

Gerak Substansi, Gerak Substansi dimana maujud selalu bergerak atau berpindah dari tingkatan-tingkatannya yang menyebabkan ambiguitas wujud. Maujud tidak selalu dalam keadaan tetap (being) melainkan selalu berkembang (becoming). Maujud selalu bergerak atau berubah dari keadaan sebelumnya, sekarang dan yang akan datang, perubahan itu bersifat berkesinambungan. Maujud ini dibedakan dengan benda mati yang keadaannya tetap (being) dan bersifat deterministik. Manusia sebagai makhluk hidup yang bebas dan memiliki karsa dan potensi yang nyaris tak terbatas selalu bergerak dengan tingkatan eksistensialnya berdasarkan mental-spiritualnya (becoming).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline