Pertanyaan yang terlontar dari saya mengenai simbol garuda kita, garuda pancasila. Tentu anda mengenal baik lambar garuda yang ada di setiap lembaga pendidikan, kantor maupun institusi pemerintahan. Tapi apakah anda tahu makna yang terkandung dari pengambilan buruh garuda sebagai lambang nasional. Hal ini saya utarakan karena saya juga terisnpirasi oleh suatu acara kuis di stasiun TV swasta yang mempertanyakan maksud dari lambang di perisai garuda tersebut. Dan bagaimana dengan anda apakah anda tahu seluk beluk tentang simbol negara kita. Terdapat kisah tentang garuda yang di mitologi Hindu, cerita tentang permusuhan antara garuda dan ular terdapat didalam Adiparwa, dimana dulu ada dua orang istri Bagawan Kasyapa, yang bernama Sang Kadru dan Sang Winata, keduanya telah lama belum melahirkan seorang anak. Atas dasar itu, mereka meminta kepada Sang Suaminya Yaitu Bagawan Kasyapa. Sang Kadru meminta seribu anak dan Sang Winata meminta dua anak, asalakan anak tersebut kehebatannya melebihi dari anak Sang Winata. Akhirnya telur dari Sang Kadru menetas, sedangkan telur Sang Winata belum juga menetas. Karena merasa kesal Sang Winata menetaskan satu telur tersebueet, tapi sayang burung garuda yang ada di telur tersebut prematur dan bernama Aruna, tidak berpaha dan tidak berkaki, ia hanya dapat duduk. Sang Aruna saat dewasa hanya sebagai sais kereta Sanghyang Aditya dan Sanghyang Surya. Telur yang tinggal sebutir **** Sang Winata menjadi budak Sang Kadru yang kalah dari pertaruhan dalam menebak Uccaichcrawa, Sesosok kuda yang muncul dari Amerta, Immortal water. Singkat cerita telur yang tinggal satu itu menetas dan saat keluar, bulu2nya memancarkan cahaya yang terang. Garuda tersebut meminta kepada Sang Kadru untuk meberikan kompensasi kepada ibunya, Sang Winata. Sang kadru meminta Amerta. Garuda menyetujuinya, akhirnya garuda membawakan Amerta tersebut dengan perjuangan yang berat karena Amerata dikelilingi kobaran api dan menghadapi sepasang naga yang tidak pernah tertutup matanya menjaga kendi berisi Amerta. Kendi itu berhasil dibawa dan diserahkan kepada para naga Sang Kadru. Taoi ada satu syarat agar dapat meminumnya yaitu dalam keadaan bersih. Akibat dari pertengkaran agar dapat mandi terlebih dahulu, Amerta tidak dijaga dan Sang dewa merampas kembali. Cairan tersebut hanya tersisa sedikit di daun alang2, karena tergesa-gesa, lidah mereka terbelah. Kesimpulan dari cerita di atas, Bahwa Garuda digunakan sebagai lambang negara karena melambangkan tokoh yang sakti, gagah berani, dan mampu membebaskan ibunya dari perbudakan. Dapat di analogikan bahwa, bahwa generasi muda dapat membebaskan ibu pertiwi dari penjajahan. kutipan buku: Garuda sebagai identitas budaya, Woro Aryandini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H