Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Juara Dunia Bulutangkis 2013! Terimakasih Om Gita!

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13762338952139982297

Prolog Note : Tulisan ini tidak ada kaitan sama sekali dengan partai politik, jika ada individu tertentu yang kemudian akhir2 ini "ikut konvensi capres" itu cuma kebetulan saja! regards! :) Alhamdulillah! itulah reaksi saya ketika pertama kali mengetahui akhirnya kita bisa juara dunia bulutangkis lagi, setelah "lapar" gelar ini selama kurang lebih 6 tahun (terakhir kita juara pada tahun 2007 melalui kido/hendra dan nova widianto/lilyana natsir) akhirnya kita bisa "berbuka" gelar yang menurut saya cukup unik dan banyak kemiripan dengan 2007 unik karena : 1. melibatkan dua individu yang sama yang menjuarai gelar (lilyana natsir dan hendra setiawan), 2. juara di dua nomor yang sama (ganda campuran dan ganda putra) Tentunya prestasi ini membanggakan dan harus (kudu) kita beri apresiasi, karena bagaimanapun juga kejuaraan dunia (BWF World championship) adalah kejuaraan paling prestisius dalam dunia bulutangkis yang hanya bisa disandingkan dengan All England dan bahkan olimpiade (terbukti disaat tahun digelarnya olimpiade, kejuaraan dunia ditiadakan).. Secara keseluruhan kejuaraan dunia ini menunjukkan peningkatan berarti dari tahun sebelumnya, dimana (yang jelas) gelar juara didapat, semifinal ganda campuran disesaki kontingen indonesia, ganda putri yang sampai perempat final, dan perlahan tapi pasti regenerasi tunggal putra (dimana hayom dan tommy mengungguli prestasi simon/sony) Hal ini tidak lepas dari "revolusi bulutangkis" yang dibawa ketua umum pbsi gita wirjawan yang menjabat sejak september tahun lalu, latar belakangnya sebagai mantan pemain bulutangkis semasa muda dan pencinta bulutangkis telah membawa perubahan yang sangat signifikan diantaranya : mengangkat rexy mainaky sebagai ketua "pembinaan dan prestasi", menerapkan standar latihan baru yang lebih modern seperti menambah/meningkatkan unsur psikologis dan motivasi dalam latihan (tidak hanya OTOT tapi juga OTAK), menerapkan sistem degradasi yang lebih objektif tanpa memandang nama besar (terbukti sony/simon akan dievaluasi setelah kejuaraan dunia ini), dan yang sangat sensitif menerapakan sistem KONTRAK INDIVIDUAL dalam pelatnas. Pertama saya ingin mengomentari perubahan struktur di organisasi PBSI, diangkatnya rexy mainaky sebagai "Kepala Pelatnas/kepelatihan" (kalau dilihat dari fungsinya) menurut saya merupakan langkah cerdik, dimana selama ini kita melihat christian hadinata seakan berdiri sendiri disana, tentunya tambahan ini akan membawa angin modernisasi dalam segi pembinaan. Terbukti dari cara kepelatihan yang melibatkan unsur psikologis dan standarisasi fisik pemain (alih-alih membangun teknologi yang membutuhkan dana dan resource yang besar) telah banyak membantu atlit indonesia sejauh ini. Kedua, hadirnya gita wirjawan dan keahliannya memilih "orang yang tepat di posisi yang tepat" (memasukkan nama-nama seperti rexy mainaky di struktur teknis, anton subowo di dana usaha, dan todung mulya lubis di bidang hukum) telah membuat PBSI yang dulu rawan konflik kini cenderung solid dan tidak direpotkan masalah non teknis internal. Ketiga, kemandirian PBSI dan komitmen gita wirjawan untuk menggunakan dana yang dihasilkan internal organisasi (alih-alih mengemis dana dari pemerintah), terbukti berhasil, hal ini terbukti melalui sistem KONTRAK INDIVIDUAL yang menghasilkan dana 3 kali lipat (sekitar 90 M) dibandingkan yang biasanya didapatkan oleh PBSI. Sebagaimana diketahui, sudah jadi rahasia umum  (bagi yang mengikuti dunia perbulutangkisan diindonesia) banyak atlit yang keluar masuk pelatnas karena bentrok masalah sponsor dan pembagian "hak". Hal ini walaupun secara tidak langsung, telah mempengaruhi psikologis pemain. Dahulu sistem kontrak kolektif membuat atlit "dipaksa" memakai apparel dan perlengkapan dari sponsor yang ditunjuk oleh PBSI, kemudian pembagian "bonus" dan "upah" juga ditentukan PBSI. Sekarang dengan SITEM KONTRAK INDIVIDUAL, atlit diberi kebebasan untuk memakai perlengkapan dari sponsor masing-masing (sama seperti sepakbola, dimana sponsor apparel diseragamkan, sedangkan sepatu merupakan hak individu, dalam hal ini bultangkis : sepatu+raket, dll), dan pembagian hak tergantung kontrak dengan masing-masing sponsor yang tentunya dipengaruhi oleh prestasi atlit itu sendiri, yang tentunya akan memacu atlit untuk berpretasi.. Jauh sebelum kejuaraan dunia, tanda-tanda kebangkitan bulutangkis indonesia sudah terlihat, saya masih ingat bagaimana "ganas" nya ganda putra "baru tapi lama" hendra/ahsan mengalahkan koo sung hyun/lee yon dae (yang merupakan ganda nomor satu dunia) tiga kali berturut-turut di tiga final, dan ketiganya secara straight set dalam waktu rata2 30 menit! (tidak hanya ganda korea tapi ganda legendaris cina cai yun/fu hai feng dan ganda denmark pun dikalahkan straight set! dan dalam tempo yang sama) Kemudian kita tidak lupa bagaimana tommy sugiarto berhasil juara di singapore open Dan pasangan tantowi/lilyana berhasil juara di india open, singapore open, dan tentunya ALL ENGLAND dan kejuaraan dunia! Sedikit demi sedikit jalur prestasi itu terbuka... Tentunya kita tidak boleh berpuas diri, karena bagaimanapun olimpiade ada didepan mata tahun depan By the way, karena telah membuat saya "good feeling" sebagai penikmat dan pemerhati bulutangkis atas "JUARA DUNIA" kali ini.. saya ingin mengucapkan : TERIMAKASIH TANTOWI AHMAD-LILYANA NATSIR TERIMAKASIH MUHAMMAD AHSAN-HENDRA SETIAWAN DAN TERIMAKASIH OM GITA! *O*/ Maju terus dunia bulutangkis INDONESIA!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline