Lihat ke Halaman Asli

aji kiatmukti

mahasiswa

Kegiatan Asitensi Mengajar Oleh Mahasiswa Universitas Negeri Malang di SMKN 6 Malang

Diperbarui: 19 Desember 2024   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengantaran mahasiswa AM di SMK Negeri 6 Malang/ Sumber milik pribadi 

Pendidikan menjadi hal yang penting dalam sebuah kehidupan manusia di dunia ini. Tetapi apakah pendidikan sangat penting dalam kehidupan? Jawabannya sangat penting. Karena hidup sangat membutuhkan pendidikan dan pendidikan dapat muncul dari mana saja. Pendidikan ini dapat muncul dari lingkup keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat bermain dan lain sebagainya. Pendidikan juga memiliki komponen penting yang terdapat didalamnya yaitu kurikulum. Kurikulum berkembang dari masa ke masa dengan tujuan menyesuaikan sistem pendidikan yang ada di suatu negara. Salah satu kurikulum pada tahun ini yaitu kurikulum merdeka (kurmer). Kurikulum ini dilaksanakan pasca pandemi Covid-19 dan diterapkan pada seluruh lembaga pendidikan yang ada di Indonesia. Pada lingkup lembaga pendidikan ini, kurikulum memiliki beberapa program salah satunya program Asistensi Mengajar (AM) yang diadakan pihak kampus dalam mengikuti kurikulum merdeka. Program ini melibatkan mahasiswa yang berminat menjadi calon guru di suatu lembaga pendidikan formal atau non-formal.

Kampus Universitas Negeri Malang (UM) sendiri telah mengadakan program Asistensi Mengajar (AM) dari tahun 2023 dan berhasil menjalankan program ini. Program Asistensi Mengajar (AM) sama seperti Program Praktek Lapangan (PPL) yang dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya dan menampung mahasiswa jurusan pendidikan dalam melakukan praktek mengajar di kelas. Program Asistensi Mengajar (AM) ini dapat memilih salah satu sekolah yang dituju dengan dosen pembimbing lapangan (DPL) dan guru pamong sebagai penanggung jawab dari mahasiswa yang mengikuti program ini. Terdapat salah satu lembaga pendidikan formal yang menerima program Asistensi Mengajar (AM) yaitu SMK Negeri 6 Malang. SMK Negeri 6 Malang ini menerima beberapa kampus yang bersedia menerima mahasiswa untuk mengikuti program Asistensi Mengajar (AM) salah satunya dari kampus Universitas Negeri Malang (UM). Sekolah ini telah menerima mahasiswa yang mengikuti program ini dari tahun ke tahun. Pada tahun ini atau 2024, SMK Negeri 6 Malang menerima mahasiswa program Asistensi Mengajar (AM) yang dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus - 3 Desember. Mahasiswa program Asistensi Mengajar (AM) pada pengantaran ke sekolah bersama dosen pembimbing lapangan (DPL) disambut dengan baik oleh pihak SMK Negeri 6 Malang. Selanjutnya, pihak sekolah juga memperkenalkan guru pamong yang akan membimbing mahasiswa dalam pelaksanaan program Asistensi Mengajar (AM) di sekolah. Penulis dari mahasiswa prodi S1 Pendidikan Sejarah yang dibimbing oleh ibu Dra. Sudarwati, M.Si. sebagai guru pamong dan ibu Indah Wahyu Puji Utami, S.Pd., M.Pd., Ph.D sebagai dosen pembimbing lapangan (DPL). Mahasiswa dari prodi S1 Pendidikan Sejarah sendiri terdapat enam orang dengan satu guru pamong dan satu dosen pembimbing lapangan (DPL).

Pada sekolah ini, sejarah dikenal dengan mata pelajaran Sejarah Indonesia. Mahasiswa dari pendidikan sejarah yang mengikuti program Asistensi Mengajar (AM) di SMK Negeri 6 Malang ini diberikan jadwal mengajar di kelas 10 dan 11. Setiap orang memilih tiga kelas yang akan diajar dan penulis juga memilih tiga kelas. Penulis juga melakukan kerja sama antar sesama mahasiswa pendidikan sejarah dengan membantu aktivitas mengajar di kelas. Selain itu, mahasiswa Asistensi Mengajar (AM) SMK Negeri 6 Malang juga membagikan jadwal piket harian sebagai bentuk program kerja (proker) yang biasanya dilakukan setiap hari kerja dari senin sampai jumat. Piket hariannya tersebut dilakukan di humas, kurikulum dan kesiswaan. Penulis juga mendapatkan pengalaman piket di ketiga tempat kerja tersebut.

KEGIATAN AKTIVITAS MENGAJAR DAN NON-AKADEMIK

Aktivitas mengajar yang dilakukan mahasiswa Asistensi Mengajar (AM) SMK Negeri 6 Malang dimulai pada tanggal 2 September 2024. Setiap mahasiswa mengajar berbeda tingkatan kelas, ada yang kelas 10, 11, 12 dan ada yang mengajar seluruh tingkatan kelas berdasarkan jadwal mata pelajaran yang diampu guru pamong sendiri-sendiri. Penulis mendapatkan mengajar pada dua tingkatan yaitu kelas 10 dan 11. Pada kelas 10, penulis mengajar pada jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) dan Teknik Alat Berat (TAB). Kedua kelas 10 ini memiliki karakteristik setiap peserta didik berbeda-beda dan menjadi tantangan bagi para pengajar khususnya penulis sebagai pengajar pada kedua kelas tersebut. Penulis juga melakukan cara pembelajaran secara diferensiasi dan menggunakan media pembelajaran melalui PowerPoint (PPT) yang ditampilkan melalui proyektor. Pembelajaran yang penulis gunakan dengan metode ceramah karena sarana fasilitas yang terdapat di kelas terbatas dan penulis juga ingin menerapkan metode ceramah yang biasanya pendidik-pendidik lain gunakan untuk diterapkan pada kelas Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) dan Teknik Alat Berat (TAB). Kelas Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) ini memiliki empat kelas, sedangkan kelas Teknik Alat Berat (TAB) memiliki dua kelas pada tingkat kelas 10. Penulis mengajar kelas 10 TKRO 3 dan 10 TAB 1. Mata pelajaran pada kedua kelas ini setelah mata pelajaran Olahraga atau PJOK yang menyebabkan peserta didik tidak fokus belajar Sejarah Indonesia dan sebagiannya memilih beristirahat dengan tidur-tiduran di kelas serta ke kantin sekolah untuk membeli makanan minuman. Penulis sadar bahwa mendidik kedua kelas 10 ini sangat menguras tenaga sebagai pendidik dan berusaha membangkitkan minat belajar peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran Sejarah Indonesia di kelas. Materi Sejarah Indonesia yang dibahas pada proses pembelajaran kelas 10 yaitu Masuknya Agama Hindu-Buddha ke Nusantara sampai dengan Masuknya Agama Islam ke Nusantara. Penulis juga menekankan kedua materi tersebut dengan pendekatan lokal seperti peninggalan kerajaan Singhasari yaitu Candi Kidal dan Candi Jago serta peninggalan kerajaan Demak berupa Masjid Demak yang merupakan akulturasi budaya Islam dengan Hindu-Buddha. 

Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa asistensi mengajar (AM) yang di laksanakan di satuan pendidikan SMK Negeri 6 Malang khususnya dari prodi pendidikan sejarah bukan hanya terbatas dari kelas 10 melainkan diberi tanggung jawab mengajar kelas 11. Materi sejarah yang diajarkan kepada peserta didik kelas 11 yaitu masa pendudukan Jepang, masa proklamasi , masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, masa demokrasi terpimpin (orde lama) dan masa orde baru (orba). Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi penulis dalam melaksanakan proses mengajar di kelas. Dalam proses pembelajaran pada kelas 11, penulis mengajar empat kelas di tingkat kelas 11 yaitu jurusan Sistem Informasi Jaringan dan Aplikasi (SIJA), Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB), Teknik Pemesinan (TPm) dan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL). Keempat kelas ini sebagiannya bertepatan dengan jam siang. Jam tersebut menjadi jam yang sangat krusial bagi mata pelajaran sejarah mengingat kelas yang tidak kondusif dan banyak siswa yang mengantuk. Untuk menjawab tantangan tersebut penulis mencoba menerapkan ilmu-ilmu yang kami pelajari di dunia perkuliahan seperti mencoba menerapkan media belajar yang menarik serta mencoba memulai pelajaran dengan ice breaking untuk menciptakan kondisi kelas dan pembelajaran yang nyaman bagi peserta didik. Kelas 11 SIJA ini memiliki dua kelas, 11 DPIB memiliki tiga kelas, 11 TPm memiliki tiga kelas dan 11 TITL memiliki tiga kelas. Berhubung kelas SIJA ini menjadi jurusan baru pada ranah Ilmu Teknologi (IT) di SMK Negeri 6 Malang, maka penulis dapat menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik yang sama seperti peserta didik kelas Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Kelas ini termasuk paling unik karena peserta didiknya sama sekali tidak mengantuk pada jam terakhir dan memiliki minat belajar sejarah yang tinggi. Penulis mengajar mata pelajaran Sejarah Indonesia pada kelas 11 SIJA 1, 11 DPIB 2, 11 TPm 3 dan 11 TITL 2. Khusus kelas 11 DPIB 2 ini, jam pelajarannya setelah aktivitas soft skill setiap jumat pada jam ke-1 sampai dengan ke-2 yang menjadikan sebagian peserta didiknya tersebut istirahat sebentar karena terdapat waktu longgar. Selanjutnya, peserta didik kelas 11 DPIB 2 fokus mengikuti proses pembelajaran. Sebagian peserta didik kelas 11 yang penulis ajar mengatakan bahwa materi Sejarah Indonesia ini diulang-ulang dan telah diajarkan pada materi pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadikan peserta didik paham dengan materinya. Penulis juga menekankan pendekatan lokal dalam pembahasan materi Sejarah Indonesia kelas 11 seperti perjuangan TRIP Malang yang terjadi pada masa Agresi Militer I di Kota Malang, dampak dari perjanjian Linggarjati, penyelenggaraan Asean Games, peristiwa Ganyang Malaysia dan lain sebagainya.

Selain proses mengajar di kelas, mahasiswa asistensi mengajar (AM) juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan non akademik yang diselenggarakan oleh SMK Negeri 6 Malang. Kegiatan ini yang menjadi urutan event atau acara yang berhasil dilaksanakan oleh SMK Negeri 6 Malang. Dua diantaranya dapat menggaet produk besar untuk berkolaborasi dengan SMK Negeri 6 Malang dalam meramaikan acara, seperti produk Aice yang berkolaborasi dengan SMK Negeri 6 Malang dalam event Starlympics. Acara ini sukses besar yang menampilkan bintang tamu ternama baik itu dari lokal maupun nasional. Selanjutnya, SMK Negeri 6 Malang juga berhasil mengajak kerja sama produk Pop ice pada acara Farista Pop ice. Acara ini diselenggarakan dengan kondisi yang sama seperti acara sebelumnya dan hebatnya lagi kedua acara besar ini dilakukan dalam kurun waktu yang berdekatan. Selain itu, SMK Negeri 6 Malang juga menyelenggarakan acara rohani yaitu acara memperingati hari maulid nabi. Pihak sekolah sendiri sangat totalitas dalam melaksanakan acara ini dengan mengundang seorang tokoh pendakwah untuk mengisi acara tersebut dalam rangka mendekatkan diri terhadap sang pencipta. Dari banyaknya acara yang telah diselenggarakan oleh SMK Negeri 6 Malang, mahasiswa asistensi mengajar dapat dipercaya untuk ikut serta dalam membantu panitia pada acara-acara tersebut.

Terdapat satu kegiatan yang dilaksanakan SMK Negeri 6 Malang yaitu Bulan Bahasa. Nah, Bulan Bahasa ini apa ya? Bulan Bahasa merupakan aktivitas kegiatan yang dapat menumbuhkan rasa nasionalis dan patriotisme pada NKRI dengan mengkaitkan proses pembelajaran seni dan bahasa Indonesia. Pelaksanaan Bulan Bahasa di SMK Negeri 6 Malang ini setelah implementasi program P-5 tema Kearifan Lokal untuk kelas 10 dan dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober atau satu minggu setelah implementasi program P-5 kelas 10. Mahasiswa asistensi mengajar pada Bulan Bahasa ini tidak diikutsertakan oleh pihak sekolah karena difokuskan untuk melanjutkan proses mengajar seperti biasanya. Pada pelaksanaan Bulan Bahasa ini, seluruh peserta didik diberikan tugas proyek seperti membuat mind mapping, puisi, pantun dan cerita pendek (cerpen). Selanjutnya, tugas proyek tersebut dikumpulkan kepada pendidik mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan satu hari karena besoknya melanjutkan implementasi program P-5 pada kelas 10 dan 11. 

( foto pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di smkn 6 Malang / foto pribadi )

Kurikulum merdeka ini memiliki suatu program yang akan dijalankan di lembaga pendidikan formal maupun non-formal yaitu program P-5. Program ini singkatan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang menjadi cara pembelajaran yang baru dan berfokus pada penanaman karakter peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari melalui budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler maupun ekstrakurikuler yang dijalankan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2022 di lembaga pendidikan formal atau non-formal (Setiyaningsih, S., & Wiryanto, 2022). SMK Negeri 6 Malang ini telah mengimplementasikan program P-5 pada tahun 2023 yang mengambil tema Suara Demokrasi di kelas 10. Program ini berhasil berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun dan sistem penilaiannya melalui Learning Management System (LMS) yang dibuat sekolah dan membentuk tim P5 SMK Negeri 6 Malang. Berdasarkan wawancara wakil kepala kurikulum yaitu bapak Agung Priyadi, ST., M.M. mengatakan bahwa pertama kali menerapkan program P-5 pada tahun 2022 yang diterapkan kepada siswa kelas 10. Penerapan program P-5 di tahun 2022 hanya diterapkan kepada kelas 10 dikarenakan untuk kelas 11 dan kelas 12 SMK Negeri 6 Malang masih menggunakan kurikulum K-13. Sedangkan, pendapat dari koordinator tim P5 SMK Negeri 6 Malang yaitu ibu Yunita, S.Pd. mengatakan bahwa program P-5 telah dilaksanakan pada tahun 2023 dengan penandatangan dari beberapa pendidik dan tenaga kependidikan yang dipajang di ruangan P-5 sekolah. Tentunya tim P5 SMK Negeri 6 Malang mengalami beberapa tantangan yang dihadapi dan permasalahan yang ditemui seperti akses laman atau website lambat, sering terjadi bug dalam pengoperasian sistem LMS dan beberapa akun LMS peserta didik terkunci otomatis pada sistem laman yang mengakibatkan peserta didik mengikuti program P5 susulan. Pada tahun 2024, pihak sekolah dengan tim P5 SMK Negeri 6 Malang berkoordinasi untuk mencoba implementasi program P-5 kepada peserta didik kelas 10 dan 11. Implementasi program P-5 yang akan dilaksanakan kepada peserta didik kelas 10 dan 11 mengambil tema Kearifan Lokal, Rekayasa Teknologi serta Kebekerjaan. Tema kearifan lokal dinamakan dengan Ayo Dulinan Ker!, sedangkan tema rekayasa teknologi dinamakan dengan Sodara Aksata (Solusi Cerdas Ramah Lingkungan AKSATA). Terakhir, tema kebekerjaan dinamakan dengan Aksata Kribo (Kerja Ikhlas Bantu Orang Tua). Mahasiswa asistensi mengajar (AM) juga dilibatkan dalam program P-5 dengan menjadi guru piket dan membantu jalannya implementasi program P-5 di sekolah.

Seperti yang dijelaskan di atas penerapan Program penguatan profil pemuda pancasila (P-5) di  semester ini oleh kelas 10 dengan tema kearifan lokal dengan mengambil  judul (Ayo Dulinan Ker), lebih menekankan mengenai pengenalan kearifan lokal masyarakat Indonesia khususnya dalam aspek permainan tradisional dalam upaya mengenalkan permainan tradisional  terhadap anak-anak milenial yang bisa dikatakan jauh dari permainan-permainan yang melibatkan interaksi sosial di tengah perkembangan teknologi yang semakin maju dan berkembang. Dalam pelaksanaanya sendiri para fasilitator dari program P-5 memasukan berbagai aspek kebudayaan lain bukan hanya terbatas pada lingkup permainan saja melainkan para fasilitator juga memasukan  unsur lain yang masih relevan dengan tema kearifan lokal yaitu berupa lagu tradisional, yang mana pada penerapanya sendiri banyak siswa yang berantusias mengikuti setiap rentetan program P-5 ini, apalagi akhir dari penerapan program P-5 dengan tema Kearifan lokal ini siswa diwajibkan membuat Film secara berkelompok dengan mengangkat tema permainan serta dengan menggunakan lagu  yang telah mereka Pelajari sebelumnya, yang mana film ini juga akan dipresentasikan siswa di akhir program P-5.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline