Lihat ke Halaman Asli

Prasasti

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1348508223827168975

Ini bagianmu:

Semua punya nama dan makna. semua yang kemarin tak berarti pagi ini menjadi berarti

Penggenggam mantra berbijaksana memberi aku ruang, menyembunyikan bayangan bermata kelam yang menakuti aku dengan bibir merahnya. refleksi tentang cermin retak. ribuan jumlahnya kini.

Tahukah kau, setiap malam embun-embun berumur pendek merayuku, memintaku mengungkapkan misteri dibalik celah batu. batu yang semula kau kira hanya berdiam sepanjang masa.

tapi tidak taukah kau?

Ada pola-pola teridah tergurat disana. celahnya bersuara. mengundang macam-macam lebah bercerita. tentang kisah-kisah sendunya kupu-kupu bersayap patah bercorak biru indigo.

Hanya sepotong kisah yang kau serahkan padaku ketika itu. saat seluruh air diangkasa berjatuhan menghujam permukaan bumi. membasahi aku dan kau yang masih berdiri gamang pada pijakan masing-masing. padahal jarak kita hanya sedepa. dalam rongga berkonotasi rendah.

Kau tahu, aku masih bingung sampai sekarang, bagaimana cara menyelesaikan bagiannya, bagianku. gumpalan kertas merah muda kugenggam erat tapi tetap aku tak mengerti. merasa semuanya benda asing, materi yang sama sekali tak kuketahui namanya, begitupun kau, kau seolah-olah seperti tak pernah kukenal.

Lalu lama-lama rinai menghilang. menyisakan gemerisik bising diantara jarak yang terhampar antara kau dan aku. aku tahu kau pasti tahu tentang hal itu. Dilema yang dipinjamkan Sang Pencipta untuk kita. rintiknya separuh menyejukkan lalu separuhnya lagi menghancurkan.

Ilalang yang terus bergoyang, tak bisa mengingatkan betapa perpisahan dan pertemuan itu lumrah terjadi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline