Lihat ke Halaman Asli

Aji DWI PRATIKNO

SMA NEGERI 1 KUTASARI

Tumbuhkan Percaya Diri dengan Tutor Sebaya pada Materi Debat

Diperbarui: 12 Desember 2022   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

olah pribadi

Tumbuhkan Percaya Diri dengan Tutor Sebaya pada Materi Debat

Oleh

Aji Dwi Pratikno, S.Pd.

Guru Bahasa Indonesia, SMA Negeri 1 Kutasari

Mata pelajaran Bahasa Indonesia dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai komunikator, pemikir (termasuk pemikir imajinatif), dan menjadi warga negara Indonesia yang melek literasi dan informasi. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan membina dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap berkomunikasi yang diperlukan peserta didik dalam menempuh pendidikan, hidup di lingkungan sosial, dan berkecakapan di dunia kerja. Dalam kenyataannya belajar bahasa Indonesia masih menjadi hal yang tidak mudah bagi peserta didik. Masih banyak terdapat kendala dalam belajar bahasa Indonesia, walaupun bahasa Indonesia adalah bahasa asli bagi peserta didik di Indonesia.

Salah satu materi dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah debat. Suherli (2016:184) mengatakan bahwa debat merupakan kegiatan untuk mempertahankan pendapat dengan disertai argumen yang mendukung pendapat. Dalam pembelajaran debat masih muncul hambatan-hambatan belajar yang muncul dari dalam diri peserta didik, antara lain rendahnya rasa percaya diri, kurangnya kemampuan berbicara, kurangnya kemampuan mengembangkan argumentasi mulai dari mengembangkan isi dengan topik, struktur isi, kualitas isi, dan kuantitas isi. Hal utama yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk menguasai keterampilan debat adalah rasa percaya diri.

Berkaitan dengan hal tersebut, diperlukan sebuah metode pembelajaran yang tepat sehingga mampu meningkatkan rasa percaya diri dalam diri peserta didik dan sekaligus mengantarkan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tutor sebaya kiranya menjadi solusi untuk mengatasi hambatan belajar tersebut. Tutor sebaya ini merupakan bagian dari pendekatan kooperatif yang dapat meningkatkan prestasi peserta didik karena peserta didik membimbing satu sama lain dalam pokok bahasan yang mereka pelajari.

Menurut Suherman, dkk (2003: 34) tutor sebaya adalah sekelompok peserta didik yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. Bantuan belajar oleh tutor sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa tutor sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan peserta didik yang kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya sehingga seluruh peserta didik dapat tuntas dalam pembelajaran (Sukmadinata, 2007: 55).

Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru sebagai berikut. Pertama, guru menetapkan materi pembelajaran yaitu mempraktikkan debat bahasa Indonesia. Materi ini kemudian diramu sesuai dengan kebutuhan peserta didik untuk mempelajari cara/praktik debat. Kedua, menyusun RPP dengan memasukkan metode tutor sebaya ke dalam RPP tersebut. Langkah-langkah dalam RPP disesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan.

Langkah ketiga adalah melaksanakan proses pembelajaran dengan metode tutor sebaya. Dalam proses pembelajaran, kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut. (1) Membagi peserta didik menjadi kelompok heterogen. Satu peserta didik dipilih sebagai tutor dalam kelompoknya. Penentuan tutor dipilih berdasarkan hasil observasi guru dan melihat hasil penilaian peserta didik; (2) Peserta didik berkelompok sesuai instruksi guru. Dalam kelompoknya, peserta didik dibimbing oleh teman sebaya untuk menyusun argumen sesuai dengan mosi yang dibahas; (3) Setelah menyusun argumen, peserta didik berlatih menyampaikan argumen secara lisan. (4) Dengan dibimbing oleh tutor, peserta didik diberi masukan tentang kekurangan-kekurangan ketika menyampaikan argumen secara lisan; dan (5) Peserta didik melakukan debat dengan berkompetisi antarkelompok. Kelompok lain memberikan penilaian. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline