Lihat ke Halaman Asli

Hidup dalam Cangkang

Diperbarui: 2 Oktober 2019   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: kompas

Manusia, makhluk dengan sejuta opini hasil karsa sang pencipta. Bisa dibilang disinilah titik dimana manusia bisa dibilang unik. Disamping berbagai macam rupa secara fisik rupa secara pemikiran pun setiap individu pasti berbeda. 

Berbicara mengenai pemikiran yang berbeda pastinya dapat dengan mudah kita temui. Hal tersebut tak mengenal status, maksudnya tak perlu menjadi lawan ataupun musuh, antar sahabat hingga antara anak dan orang tua pun pasti memiliki pemikiran idealnya masing-masing terlepas dari benar dan salah

September 2019, mungkin akan terkenang sebagai salah satu momen dimana Indonesia tengah menderita mulai dari bencana kabut asap, sederet rancangan undang-undang kontroversi, hingga isu papua yang semakin berkecamuk. 

Setidaknya hal tersebut yang begitu bergaung selama beberapa pekan ini. Masih hangat dalam ingatan kita tentnunya sebuah gelombang protes besar-besaran yang salah satunya dimotori oleh mahasiswa. 

Sampai di sini apabila kita cermati, di dalam masyarakat terpecah dalam beberapa opini, namun sebelumnya tulisan ini dimaksudkan bukan untuk mencari mana pihak yang benar maupun salah.

Seperti yang kita ketahui di beberapa daerah terjadi bentrokan antara mahasiswa yang berniat menyampaikan aspirasi dengan aparat yang bertugas menjaga keamanan. Beberapa korban pun berjatuhan baik dipihak aparat dan terutama mahasiswa, bahkan kabar terakhir ada mahasiswa yang tertembus timah panas hingga meregang nyawa. 

Tentu sangat disanyangkan tindakan semacam dilakukan oleh aparat yang seharusnya mengayomi. Berselamg beberapa hari demonstrasi berangsur selesai dan menggulirkan berbagai macam opini. 

Baik dari mahasiswa yang masih merasa belum puas dengan apa yang menjadi tuntutan mereka, dari pihak aparat yang merasa cukup bisa mengawal demonstrasi, hingga para anggota dewan maupun pemerintah yang mungkin merasa kepentingannya tertunda.

Hal semacam itu ternyata juga saya temui di sosial media pribadi, dimana memang beberapa kawan ada yang berstatus mahasiswa yang notabennya ikut aksi dan ada beberapa kawan pula yang menjadi aparat dan juga bertugas saat aksi demontrasi terjadi. 

Hal yang cukup menyita perhatian saya adalah opini dari kedua belah pihak, dari pihak mahasiswa begitu menyayangkan tindakan aparat yang begitu arogan terhadap mereka sedangkan dari pihak aparat merasa bahwa mahasiswa juga bersikap arogan sehingga menimbulkan keributan.

Sebenarnya sampai disini kita bisa melihat adanya perbedaan opini, yaitu antara mahasiswa dan aparat. Hal ini terjadi karena perbedaan sudut pandang dan tentunya kepentingan yang berlawanan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline