Lihat ke Halaman Asli

Wisuda 20 September

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setahun yang lalu…………………………..

Harso adalah mahasiswa semester 14 di sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta. Sudah tujuh tahun dia kuliah namun tak kunjung lulus. Jika semester 14 ini tidak lulus, dia terancam drop out (DO) oleh kebijakan kampus. Kedua orang tua  di Karanganyar, Jawa Tengah, tetap setia membiayai dan menunggu anaknya lulus.

Bapak dan Ibu selalu mengingatkan Harso agar cepat-cepat menyelesaikan skripsi. Demikian juga dengan Harso, dengan sangat terpaksa dia menjad rajin ke kampus untuk konsultasi dengan dosen pembimbing skripsi. Suatu ketika Harso pulang ke Karanganyar, dia tampaknya sudah judheg karena skripsinya tidak segera mendapatkan tanda tangan (acc.) dosen pembimbing. Sampai di rumah ia disambut ibunya,

“bagaimana kabarnya anakku”,

“iya baik bu, saya berniat pulang sebentar mau minta uang untuk tambahan biaya pengerjaan skripsi”, pinta Harso.

Jawab ibunya, “lho kok sudah habis uangnya, seminggu yang lalu kan sudah minta. Masa 500 ribu tidak cukup untuk seminggu?”,

“cukup bu, tapi sekarang kan untuk menjilid skripsi”, kata Harso

“Ooo, jadi skripsinya sudah selesai to. Sudah ujian skripsi?, kapan wisuda?”, ibu memberondong pertanyaan kepada Harso.

Harso memang agak kelabakan diberondong pertanyaan seperti itu. Mau tidak mau ia harus menjawab agar ibunya semakin yakin, dan mau memberinya uang.

“sudah bu, skripsinya sudah selesai. Ujian skripsi juga sudah, wisudanya besok tanggal 20 September ini”.

“ya ini ibu kasih uang untuk membayar wisuda dan menjilid skripsi”, kata ibu sambil memberikan uang.

Beberapa hari kemudian, Harso baru sadar dengan ucapannya. Ibu menelpon Harso dan menanyakan apakah wisudanya jadi dilaksanakan tanggal 20 September. Harso seta merta mengiyakan. Ibunya langsung marah-marah.

“tanggal 20 September kan Idul Fitri, masak wisuda dilaksanakan pas hari raya, kamu pasti bohong ya le”, ucap ibu

Harso akhirnya pusing tujuh keliling, alasan apalagi yang akan ia gunakan jika nanti pulang ke rumah bertemu ibu.

“Bagaimana Wan biar aku tidak dikira membohongi ibuku”, Tanya Harso kepada Wawan

Jawab Wawan,”katakana saja pada ibumu, kata dosen pembimbingmu kamu wisuda tanggal 20 September, jadi informasinya dari dosen, gitu”

“Oke wan, terimakasih”. Harso pamit pulang mudik

********.

Catatan:

Hari Raya Idul Fitri tahun 2009 jatuh pada tanggal 20 September

Kisah nyata, penulis menyamarkan nama tokoh

Ajib Purnawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline