Dinamika yang berujung pada rasisme antar agama, ras, maupun suku adalah hal yang sangat merugikan bagi Bangsa Indonesia yang cenderung mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan di antara beberapa keberagaman.
Pernyataan tersebut, pastinya sebagai anak bansga tidak menginginkan hal tersebut terjadi yang dapat menurunkan disintegrasi bangsa Indonesia yang dibangun sedemikian rupa dengan adanya sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia ditangan penjajah.
Namun demikian, Agama Islam mengajarkan tentang pentingnya rasa persaudaraan, perdamaian abadi, serta keadilan sosial.
Kata Islam berasal dari: salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya "bahkan barang siapa aslama (berserah diri) kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati" (Q.S Al-Baqarah:112).
Mengutip dari Suara Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir mengungkapkan bahwa "perluasan paham agama" dan manifesto berbakti menyelesaikan "masalah negeri" urgent dilakukan, perlu diketahui bahwasanya saat ini dunia sedang dihantam dengan krisis kesehatan ditandai dengan adanya pandemi covid-19.
Permasalahan yang ada di negeri ini, Muhammadiyah hadir sebagai gerakan Islam yang berusaha merumuskan dan memikirkan ulang wawasan dan praktik beragama.
"Hendaklah faham agama yang sesungguhnya itu dibentangkan dengan dengan arti yang seluas-luasnya, boleh diujikan dan diperbandingkan, sehingga kita warga Muhammadiyah mengerti perluasan agama Islam, itulah yang paling benar, ringan dan berguna, maka dahulukanlah pekerjaan agama itu" (Manhaj Gerakan Muhammadiyah, h. 394).
Ada dua aspek untuk memperluas pemahaman agama yakni (1) aspek eksistensi atau keberadaan Muhammadiyah, dan (2) aspek keharusan memberi solusi bagi problem kontemporer yang semakin kompleks.
Dari segi aspek eksistensi, Muhammadiyah mengedepankan gerakan dakwah dan gerakan tajdid.
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dapat mewujudkan Islam sebagai dasar solusi kehidupan Islam. Sedangkan tajdi merupakan integrasi dua arah antara nilai keislaman dan tantangan kontemporer melalui interpretasi, kontekstualisasi, dan apresiasi.