Lihat ke Halaman Asli

Aji NajiullahThaib

Pekerja Seni

"Dramaturgi" di Dalam Debat Capres Ketiga, Apa Pengaruhnya pada Elektabilitas?

Diperbarui: 13 Januari 2024   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: Kompas.com

Debat Capres merupakan aksi panggung yang menampilkan Pasangan Calon (Paslon) yang mengikuti kontestasi Pilpres 2024. Tim Sukses ataupun konsultan politik masing-masing Paslon, pastinya mempersiapkan dan membekali Paslonnya dengan berbagai cara agar menarik perhatian publik.

Dari panggung Debat Capres Ketiga yang diselenggarakan pada, Minggu malam (7/1/2024), menurut pandangan penulis ada drama yang sengaja diciptakan. Dari tiga Capres yang tampil di atas panggung Debat Capres, kentara terlihat Prabowo tidak tampil segagah tampilannya di 2 Pilpres sebelumnya.

Berbeda dengan tampilan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang tampil sangat elegant. Menurut penulis, tampilan Prabowo seperti itu memang 'by design', sengaja direncanakan. Prabowo harus menuai 'empati' publik, harus tidak sama dengan Ganjar dan Anies.

Dalam interaksi di atas Panggung Debat Capres, pada kenyataannya Prabowo terlihat bak 'pesakitan' yang didonder Ganjar dan Anies dengan berbagai pertanyaan . Prabowo terlihat sangat mengenaskan. Situasi interaksi tersebut adalah bagian dari 'Dramaturgi'.

Menurut penulis, Tim Sukses ataupun Konsultan Politik Prabowo-Gibran berhasil menyutradarai akting Prabowo di atas Panggung Debat Capres. Paskadebat, Prabowo banyak menuai empati publik. Sebaliknya, apa yang dilakukan Ganjar dan Anies menuai antipati (sentimen negatif) dari yang berempati pada Prabowo.

Apa itu Dramaturgi?

Menurut Erving Goffman, pencetus Dramaturgi:
Teori Dramaturgi merupakan sebuah teori yang menjelaskan bahwa di dalam kegiatan interaksi satu sama lain sama halnya dengan pertunjukkan sebuah drama. Dalam hal ini, manusia merupakan aktor yang menampilkan segala sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu melalui drama yang dilakukannya.

Goffman juga menyatakan, bahwa teater dan drama mempunyai makna yang sama dengan interaksi sosial dalam kehidupan manusia.

Sebagian orang yang menonton pertunjukan Debat Capres Ketiga yang baru lalu, menganggap Debat Capres Ketiga sangat menarik. Sebagian lagi beranggapan sebaliknya, kecewa dan merasa kasihan melihat Prabowo terzolimi.

Layaknya tokoh protagonis di dalam sinetron drama, Prabowo malah menuai empati publik. Sebaliknya, Ganjar dan Anies menjadi tokoh antagonis yang menuai antipati. Benarkah demikian? Bagaimana dampaknya setelah Debat Capres terhadap elektabilitas Prabowo-Gibran, Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline