Lihat ke Halaman Asli

Aji NajiullahThaib

Pekerja Seni

Jambi dalam Perspektif Pemikiran Tokoh Jambi di Perantauan

Diperbarui: 27 September 2021   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Festival Angso Duo/ foto:Antaranews.Jambi

Seharusnya persoalan memajukan Jambi tidak saja hanya dalam perspektif Pemikiran, tapi sudah lebih dari itu, karena persyaratan untuk memenuhi kemajuan sudah terpenuhi. Potensi SDA yang dimiliki Provinsi Jambi sangat memadai, hanya tinggal memaksimalkan potensi Sumber Daya Manusia.

Ada daerah yang tidak memiliki kekayaan SDA, tapi punya kekayaan SDM yang mampu menggerakkan dan memajukan daerahnya. Sementara Jambi memiliki kekayaan SDA tapi tidak bisa memanfaatkan kekayaan yang dimilikinya, karena ketiadaan SDM yang memadai. Sebetulnya, Jambi tidak kekurangan SDM, hanya saja tidak bisa memanfaatkan secara maksimal SDM yang ada.

Apa yang dikatakan Jack Welch tentang kepemimpinan seharusnya bisa menginspirasi para pemimpin di daerah Jambi, asal mau mengubah 'mindset' kepemimpinannya. Lihatlah apa yang dikatakan Jack Welch dibawah ini:

"Sebelum Anda menjadi seorang pemimpin, kesuksesan adalah tentang mengembangkan diri Anda. Ketika Anda menjadi seorang pemimpin, kesuksesan adalah tentang mengembangkan orang lain."

Artinya, ketika seorang pemimpin sudah mencapai puncak kepemimpinan daerah, dia tidak lagi berpikir tentang dirinya sendiri, dia harus mampu mengembangkan potensi yang dimiliki orang-orang yang dipimpinnya secara bersama-sama, untuk memajukan daerah yang dipimpinnya. Kepemimpinan menjadi maksimal ketika seorang pemimpin menyadari bahwa dia tidak bisa bekerja sendirian untuk mencapai apa yang dicita-citakannya.

SDM yang dimiliki Provinsi Jambi bukanlah hanya orang Jambi  yang berdomisili di Jambi, orang-orang Jambi yang ada diperantauan pun merupakan kekuatan SDM yang dimiliki Provinsi Jambi. 

Inilah pentingnya seorang pemimpin membuka wawasan untuk mengetahui seperti apa SDM yang dimiliki daerah yang dipimpinnya.

Saya teringat cerita tentang Mantan Gubernur Jambi R.M. Noor Admadibrata, dimasa kepemimpinannya beliau ingin mengembangkan Seni dan Budaya Jambi, namun tidak ada informasi kepadanya siapa yang bisa membantunya untuk kepentingan tersebut. Beliau tidak melihat adanya SDM yang bisa melakukan hal tersebut.

Singkat cerita, beliau diperkenalkan Tarmizi Taher kepada seorang peneliti seni dan budaya asal Samosir, Taralamsyah Saragih (almarhum). Taralamsyah terpaksa boyong ke Jambi dan meninggalkan tanah kelahirannya, untuk membantu menggali seni dan budaya Jambi. Apa yang dilakukan Taralamsyah Saragih sangat diapresiasi oleh Gubernur, seni dan budaya Jambi bangkit kembali.

Kebetulan pada masa kepemimpinan R.M. Noor Admadibrata, ayah saya masih menjabat sebagai wakil ketua DPRDGR, sehingga satu minggu sekali kami menyaksikan pertunjukan karya seni dan budaya Jambi di Gubernuran (Kediaman Gubernur). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline