Lihat ke Halaman Asli

Aji NajiullahThaib

Pekerja Seni

Mengintip "Mainan Baru" Refly Harun

Diperbarui: 25 Mei 2020   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Suara.com

Anda tahu seberapa besar penghasilan Youtuber Indonesia yang tertinggi saat ini? King of YouTube Indonesia saat ini Baim Wong, dengan jumlah subscriber 12,6 juta orang, dan berpenghasilan antara Rp 970 juta sampai Rp 15 miliar per bulan. Wow!!

Sangat menggiurkan, tentunya bukan karena itu Refly Harun ingin menjadi Youtuber, setelah tidak lagi menjadi Komisaris Utama Pelindo I. Refly hanya ingin "konsisten" sebagai pengeritik pemerintah. Lewat Channel YouTube-nya Refly Harun, Refly ingin mengatakan bahwa dia masih eksis.

Wajar saja, sebagai pakar hukum tata negara, Refly merupakan figur publik yang juga memiliki fans tersendiri. Yang menariknya, dia mampu membaca peluang pasar untuk menghasilkan uang melebihi gajinya sebagai Komisaris Utama.

"Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui", mungkin falsafah itu yang digunakan Refly Harun. Syahwatnya untuk terus bisa mengeritik pemerintah bisa tersalurkan, dan diharapkan bisa membuka peluang menghasilkan uang dan populeritas.

Lihat saja tokoh-tokoh yang menjadi objek wawancaranya, semua adalah orang-orang yang berseberangan dengan pemerintah. Mulai dari Said Didu, Amien Rais, dan yang terakhir penulis ketahui, Din Syamsudin. Tentunya penyataan para tokoh ini dilahap habis oleh Refly.

Dengan tokoh-tokoh seperti itu, Refly merasa mempunyai alur pikiran yang sama, yakni ketidak-puasan terhadap pemerintah. Dan pernyataan-pernyataan yang keluar dari para narasumbernya ini, bisa menjadi pelampiasan syahwatnya.

Penulis sangat yakin, Refly akan sangat mudah mencari subscriber, dengan konsisten mengkritik pemerintah, maka channel YouTube-nya akan banyak disukai, terlebih disaat pandemi corona saat ini, dimana pemerintah menjadi objek sasaran untuk di bully.

Kalau cuma untuk mencari penghasilan Rp 50 juta sampai Rp 100 juta per bulan, sangat memungkinkan, dan itu artinya kalau cuma untuk menggantikan penghasilannya sebagai komisaris utama sudah tertutupi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline