Lihat ke Halaman Asli

Aji NajiullahThaib

Pekerja Seni

Menghadapi Covid-19, Tribute kepada Presiden Jokowi

Diperbarui: 21 Mei 2020   03:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Kompas.com

Memimpin negara dengan penduduk 270 juta jiwa bukanlah perkara yang mudah, tapi memimpin itu adalah sebuah amanah, yang mau tidak mau, dan tidak memberikan pilihan lain selain dari mengemban amanah tersebut sampai titik darah penghabisan.

Disinilah kapasitas seorang pemimpin diuji, baik mentalitas, mau pun moralitasnya. Sekali menerima amanah pantang surut kebelakang, kecuali masyarakat yang di pimpin memang sudah tidak menghendaki.

Tapi itu pun tergantung kehendak Tuhan, selama Tuhan masih menghendaki, maka tidak ada satu manusia pun bisa menghalangi, karena tidak ada satu persitiwa pun diatas muka bumi ini terjadi tanpa diketahui, dan tanpa persetujuan/ridho Tuhan.

Kegamangan pemerintah dalam menerapkan berbagai kebijakan dalam menangani covid-19, merefleksikan ketidak-siapan pemerintah, itu tidak bisa dipungkiri, namun bukan cuma pemerintah Indonesia saja yang tidak siap, beberapa negara lainnya, bahkan negara Adikuasa seperti Amerika Serikat pun juga tidak siap menghadapi musuh yang tidak nyata ini.

Bertubi-tubi kritik dialamatkan ke pemerintahan Jokowi, baik dari luar pemerintahan, maupun dari dalam pemerintahan sendiri, yakni partai koalisi. Semua hanya melihat ke satu arah kesalahan, dan menyalahkan, tidak melihat secara objektif apa yang sudah diupayakan pemerintah.

Situasi dan kondisi, juga kultur masyarakat yang sangat majemuk, mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam menangani covid-19. Pada awal wabah mulai terkonfirmasi, dan penyebarannya begitu masif, tekanan dari berbagai elemen masyarakat agar pemerintah menerapkan kebijakan Lockdown, untuk memutus rantai penyebaran covid-19.

Pemerintah tidak langsung meng-amini permintaan tersebut, mengingat tidak semua negara berhasil menerapkan kebijakan tersebut. Kultur dan karakter masyarakat pada satu negara sangat berbeda-beda, apa lagi Indonesia yang sangat majemuk. Sehingga akhirnya pemerintah mengambil jalan tengah, dengan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sebagai Presiden, Jokowi sangat sadar kalau yang dihadapi negara saat ini "musuh yang tidak nyata", dan itu bukan cuma covid-19, situasi dan kondisi ini sudah diboncengi berbagai kepentingan lain, dan itu kepentingan politik. Itulah makanya sejak awal dalam menangani covid-19, Jokowi juga melibatkan Badan Intelijen Negara (BIN).

Desakan untuk menerapkan lockdown, bukanlah semata-mata ingin memberikan solusi, tapi sudah diboncengi kepentingan lain untuk memanfaatkan situasi. Penerapan PSBB saja dampaknya sudah begitu terlihat, dimana tingkat kedisiplinan masyarakat sangat sulit untuk di kontrol, tapi setidaknya proses pemutusan mata rantai penyebaran covid-19 sudah membuahkan hasil.

Hampir rerata pada negara yang berhasil memerangi covid-19, itu karena didukung kedisiplinan masyarakatnya yang patuh dengan himbauan pemerintah, juga dikarenakan masyarakatnya sudah terbiasa disiplin, disamping juga kekompakan seluruh elemen masyarakatnya, yang bergotong-royong dan saling bahu membahu demi kepentingan negara dan bangsanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline