Lihat ke Halaman Asli

Aji NajiullahThaib

Pekerja Seni

Menguji "Takdir" Sebuah Tulisan

Diperbarui: 4 Mei 2020   05:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: pexels.com

Saya sangat meyakini apa yang pernah dikatakan Pramoedya Ananta Toer bahwa, "Setiap tulisan akan menemukan takdirnya sendiri".

Dan saya masih meyakini, setiap tulisan mempunyai pembacanya sendiri, maka dari itu tidak ada alasan bagi saya untuk tidak menulis, karena dengan menulis maka kita tidak hilang dari peradapan dan sejarah, itu juga kata Pramoedya.

Memang kadang kita perlu menguji kekuatan sebuah tulisan, mem-posting-nya ke publik adalah salah satu cara untuk mengetahui, seberapa besar tingkat keterbacaan sebuah tulisan.

Tingkat keterbacaan sebuah tulisan tidak terlepas dari seberapa aktualnya imformasi yang kita bagikan, disamping itu, seperti apa kita mengaktualisasikan imformasi tersebut, karena imformasi yang menarik tanpa dikemas dengan baik, maka akan mempengaruhi tingkat keterbacaan.

Sebetulnya tergantung kebutuhan masing-masing, tapi kalau argumentasinya tidak terlalu mementingkan apakah terbaca atau tidak, bukanlah sesuatu yang penting, agaknya terkesan agak naif ya, karena kebutuhan seorang penulis bukan cuma menyampaikan, tapi juga butuh untuk dibaca.

Makanya setiap penulis punya strategi agar tulisannya terbaca, dan diminati pembaca. Sudah menjadi hukumnya, sebuah tulisan yang imformatif, dan aktual, akan sangat diminati pembaca, apa lagi sesuatu yang disajikan sedang menjadi topik pembahasan dan viral.

Memang tidak mesti sebuah tulisan tingkat keterbacaannya harus tinggi, tapi salah satu yang terus memotivasi seseorang untuk tetap terus menulis, salah satunya jelas karena tulisannya mampu mempengaruhi minat pembaca untuk membacanya.

Sudah menjadi pakemnya di media daring, tingkat keterbacaan sebuah tulisan itu dipengaruhi beberapa hal, antara lain;

Pertama, Topik pembahasan yang aktual dan trending, ini cukup penting kalau orientasinya untuk mengejar tingkat keterbacaan, karena sesuatu yang aktual dan trending sedang menjadi pembicaraan hangat, sehingga mengundang minat untuk membacanya.

Kedua, Penyajiannya sangat imformatif. Ini juga sangat penting, topik yang aktual kalau dalam penyajiannya tidak imformatif, dan ribet ketika dibaca, maka akan ditinggalkan pembaca, sehingga imformasi yang disajikan tidak terbaca secara tuntas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline