Lihat ke Halaman Asli

Aji NajiullahThaib

Pekerja Seni

Puisi | Lelaki Berpayung Hujan

Diperbarui: 6 Maret 2020   07:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Pixabay.com


Adalah hujan yang dijadikan alasan
Sebagai payung dari berbagai ketidak-mampuan
Agar tetap terlihat tegar meski diterpa badai dan
Berbagai hujatan dan caci-makian
..
Genangan air baru sedepa
Dianggap belumlah apa-apa
Hujan yang dari langit adalah anugerah
Akan terserap bumi dengan sendirinya
Tanpa perlu melakukan apa-apa
..
Lelaki berpayung hujan  hanya diam menatap tanah
Melihat air yang berdesak-desakan berebut memasuki tanah
Tanah yang tak mampu menyerap secara alamiah
Tanpa campur tangan manusia
..
Lelaki berpayung hujan diam dengan pasrah
Meskipun air sudah lebih tinggi dari dada orang dewasa
Hanya dengan retorika dia menyumbat berbagai hujatan
Dan hujan pun mereda
..
Jakarta, 06032020
Ajinatha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline