Lihat ke Halaman Asli

Aji NajiullahThaib

Pekerja Seni

Mata untuk Aini | Filosofi Sayur Lodeh

Diperbarui: 21 Januari 2020   08:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: PicsArt/design by Ajinatha

Bimo mengajaku makan disebuah restoran yang tidak terlalu ramai, dia ingin aku bisa mencicipi menu kesukaannya. Kami memilih tempat yang agak paling sudut, agar tidak terlalu terlihat banyak orang. 

Dia pesankan makanan kesukaannya. Sambil menunggu makanan, dia menceritakan banyak hal tentang ilmu Tasawuf, menurutnya memahami Tasawuf itu adalah ilmu untuk mengenal Tuhan.

BAB Sebelumnya

BAB IV. CINTA DAN FILOSOFI SAYUR LODEH

Begitu makanan datang, aku mencium aroma masakan yang sangat aku kenal. Aku pikir makanan kesukaan Bimo adalah masakan yang begitu spesial, ternyata lidah Bimo sangat Indonesia, sama seperti aku.

"Aini, kamu bisa mencium aroma masakan dihadapan kamu"

"Aku sangat kenal aromanya mas, karena aku sering memasaknya"

Aku angkat satu mangkuk makanan yang sudah tersaji dihadapanku, dan aku dekatkan kehidungku, ternyata dugaanku benar. Hanya sayur lodeh, tapi ini menjadi spesial karena selera kami sama.

"Sayur lodeh mas, aku sangat suka"

"Kamu tahu gak filosofinya sayur ini"

"Wah .... aku cuma suka melahapnya saja mas"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline