Lihat ke Halaman Asli

Aji NajiullahThaib

Pekerja Seni

Kebijakan Kontroversial Menteri Edhy Prabowo

Diperbarui: 13 Desember 2019   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Beritasatu.com

Belum genap dua bulan menjabat sebagai Menteri KKP, Edhy Prabowo, yang merupakan kader partai Gerindra, membuat kebijakan yang kontroversil yakni membuka keran ekspor benih lobster, kebijakan yang sebelumnya sangat dilarang oleh Mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti.

Ekspor benih lobster ini dianggap banyak pihak untuk jangka panjang hanya akan merugikan negara, memang dalam jangka pendek keuntungannya dari nilai transaksi ekspornya sangat menggiurkan, dan itu dianggap hanya akan menguntungkan pengusaha.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengatakan, lobster sangat bernilai ekonomi tinggi sehingga kelestariannya perlu dijaga. Apalagi, Indonesia telah dianugerahi laut yang luas dan kaya sumber daya.

Dia pun menyebut hendaknya manusia tidak boleh tamak alias serakah karena tergiur dengan harganya yang mahal itu, utamanya harga benih lobster yang melonjak drastis di pasar luar negeri. Sumber

Secara bisnis memang pengusaha berorientasi pada nilai keuntungan, namun banyak aspek yang juga harus diperhitungkan, terutama dampak jangka panjangnya terhadap ekosistem dan lingkungan. Eksplorasi secara besar-besaran terhadap benih lobster ini dikuatirkan berdampak pada lingkungan.

Nilai keekonomiannya jika dibandingkan dengan dampaknya terhadap lingkungan tidaklah sebanding. Sementara, Edhy Prabowo menganggap dengan dibukanya keran ekspor benih lobster, akan menghiduokan dunia usaha, yang selama dibawah kepemimpinan Susi dianggap mati.

Kebijakan Edhy Prabowo ini sangat bertolak belakang dengan kebijakan Susi Pudjiastuti, sebagai Menteri water saja kalau Edhy mau membuat terobosan baru, namun setidaknya harus mempertimbangkan aspek dan dampak dari kebijakan tersebut terhadap negara.

Padahal jutaan benih lobster ini kalau dikelola sendiri jauh akan lebih menguntungkan, karena harga satu lobster dipasaran sangatlah mahal. Kalau benih yang diekspor, maka negara yang biasanya mengimpor lobster dari Indonesia, kemungkinan besar akan mengurangi nilai ekspornya.

Dari benih lobster yang mereka kelola, jelas akan memberikan keuntungan yang lebih besar kepada negara tersebut, karena jutaan benih lobster sudah menjadi lobster yang laik konsumsi, sementara kita sebagai pengekspor benih hanya memetik keuntungan dari transaksi ekspor benihnya.

Secara logika bisnis, pengusaha hanya melihat keuntungan jangka pendek, padahal negara berpikir nilai keekonomian jangka panjang. Perbedaan persepsi dan orientasi antara Menteri Edhy dan Susi Pudjiastuti ini seperti bumi dan langit. Kalau Susi lebih membumi, sementara Menteri Edhy terlalu melangit.

Kalau diibaratkan kita menjual bayi kambing yang jumlahnya jutaan, secara nilai transaksi memang terlihat besar. Tapi coba bandingkan nilai harganya jika kambing tersebut dijual bukan lagi berupa bayi kambing, tentu nilainya jauh lebih tinggi dari nilai transaksi tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline