Lihat ke Halaman Asli

Pembelajaran Kolaboratif Berbasis TIK dan konvensional dengan Tema STEAM bagi PAUD Tunas Bangsa

Diperbarui: 17 September 2024   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Praktik Pembelajaran Kolaboratif berbasis TIK di PAUD Tunas Bangsa/dokpri

Pembelajaran kolaboratif merupakan model pembelajaran yang melibatkan beberapa murid dalam satu kelompok pembelajaran.   Kolaborasi berarti proses bekerja sama dua atau lebih dalam sebuah kelompok kerja atau kegiatan untuk mencapai tujuan secara bersama. Sehingga pembelajaran kolaboratif berarti pembelajaran yang dilakukan dengan model kelompok dengan tema yang ditentukan dan menjadi kesepakatan bersama. Kerjasama untuk mencapai tujuan bersama adalah inti dari kolaboratif.

Pembelajaran kolaboratif  adalah  tentang  menciptakan kolaborasi dan interaksi serta berbagi informasi di antara anggota kelompok. Menurut Armadi (2018) dalam Amriani  dan  Halifah,(2024), pembelajaran kolaboratif merupakan suatu metode pembelajaran dimana anak belajar secara berkelompok dan mengembangkan rasa saling ketergantungan dalam  menyelesaikan  tugas,  bekerja  sama,  berbagi  pengetahuan,  dan berinteraksi antara anak dan kelompok. Menurut Zamroni (dalam Ahmadi dkk, 2011)  yang dikutip oleh Kusumastuti, dkk (2021) teori belajar kolaboratif didasarkan pada gagasan bahwa pencarian dan pengembangan pengetahuan merupakan proses aktivitas sosial dimana siswa perlu mempraktikannya. Siswa bukanlah penonton dan pendengar yang pasif, tetapi mereka harus dilibatkan dalam proses pembelajaran. Selanjutnya dalam rangka memberikan hasil belajar yang maksimal, model pembelajaran kolaboratif perlu dipadukan dengan metode percobaan dengan bahan-bahan sederhana (percobaan sederhana). Percobaan dengan media yang sederhana mampu membangun komunitas berbasis pendidikan kreatif, membantu siswa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kritis, kreatif dan mandiri (Kusumastuti, dkk.2021).

Pada hasil penelitian lain yang dilakukan  Amriani dan  Halifah (2024) bahwa pembelajaran kolaboratif  mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan interpersonal anak  usia dini. Selanjutya Amriani dan  Halifah (2024) juga mengungkapkan bahwa Pendidikan  Anak  Usia  Dini  (PAUD)  memiliki  peran  penting  dalam mengembangkan  kecerdasan  interpersonal  anak  usia  dini. Kecerdasan interpersonal,  yang  juga  dikenal  sebagai  kecerdasan sosial  atau  emosional, mengacu  pada  kemampuan  seseorang  dalam memahami  dan berinteraksi dengan  orang  lain,  serta  dalam membentuk  hubungan  yang  sehat  dan bermakan. Kecerdasan  interpersonal  mencakup  kepekaan  terhadap  ekspresi wajah, suara, dan gerakan.

Berdasarkan konsep dan temuan penelitian diatas maka pembelajaran kolaboratif sangat penting bagi PAUD. Hal inilah yang menjadikan dasar bahwa pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan dengan tema pembelajaran kolaboratif di PAUD dengan menggunakan media Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dikombinasikan dengan media tradisional  yang mudah didapat di lingkungan sekitar rumah yaitu Loose Part. Loose Part merupakan media yang berupa bahan-bahan terbuka yang dapat digunakan oleh anak-anak untuk bermain, mengeksplorasi, dan berkreasi dengan cara yang tidak terbatas atau sudah ditentukan sebelumnya. Media ini terdiri dari berbagai benda atau material yang longgar dan dapat dipindahkan, disusun, digabungkan, dibongkar, atau diatur sesuai imajinasi dan kreativitas anak-anak. Bahan-bahan tersebut bisa berasal dari alam maupun buatan, dan biasanya tidak memiliki fungsi spesifik sehingga anak-anak bebas memanfaatkannya dengan berbagai cara. 

Menurut Purwaningsih dkk. (2022), penggunaan media loose part untuk pembelajaran Sains Technology Engeneering Art and Math (STEAM) pada PAUD terbukti dapat meningkatkan kreatifitas anak.  Metode  STEAM  dan  Loose  Part    dapat  membatu  anak  berpikir  kritis  dan  dapat  menciptakan  kreativitas  dalam  memecahkan  masalah  atau  problem solving yang akan sering dijumpai anak-anak di kehidupan sehari-harinya (Imamah, 2020). Sedangkan menurut Lestari, dkk (2022) Penggunaan media loose part cukup efektif dalam mengembangkan kreativitas anak, selain bahan-bahan yang mudah ditemui di lingkungan sekitar media loose part juga dapat dibuat menjadi berbagai macam karya yang menarik bagi anak. 

Pada PAUD Tunas Bangsa yang terletak di RW 01 Kelurahan Manyaran Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang sudah menerapkan pembelajaran kolaboratif. Penerapan pembelajaran kolaboratif dengan Loose Part telah dilaksanakan dengan membuat contoh berbagai tema seperti tema membuat atau membentuk rumah, membuat kupu-kupu, membentuk buah, dan sebagainya. Setiap tema dibutuhkan 3 hingga 5 anak untuk bekerjasama dalam menyelesaikan tugas sesua dengan temanya. Demikian pula pembelajaran kolaboratif dengan menggunakan perangkat TIK. Tema yang dibuat sesuai dengan aplikasi yang sudah tersedia pada perangkat TIK tersebut yaitu pada Laptop toochscreen atau Tablet. 

Praktik yang dilakukan oleh anak PAUD adalah dengan mencoba soal matematika, mencocokkan angka, huruf, dan buah-buahan. Agar pembelajaran kolaboratif dengan media Loose Part dapat dipraktikkan dengan baik pada PAUD tersebut, maka para Guru PAUD Tunas Bangsa harus terampil menggunakan media tersebut. Untuk itu diperlukan pelatihan praktik  model pembelajaran kolaboratif tema  STEAM dengan media TIK dan Loose Part pada PAUD Tunas Bangsa. gambar 1 dan Gambar 2 berikut menunjukkan praktik pembelajaran Kolaboratif dengan  berbasis TIK dan media Loose part.

  

Gambar 2 Praktik Pembelajaran Kolaboratif dengan media Loose Part di PAUD Tunas Bangsa/dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline