Pembelajaran kolaboratif merupakan model pembelajaran yang melibatkan beberapa murid dalam satu kelompok pembelajaran. Kolaborasi berarti proses bekerja sama dua atau lebih dalam sebuah kelompok kerja atau kegiatan untuk mencapai tujuan secara bersama. Sehingga pembelajaran kolaboratif berarti pembelajaran yang dilakukan dengan model kelompok dengan tema yang ditentukan dan menjadi kesepakatan bersama. Kerjasama untuk mencapai tujuan bersama adalah inti dari kolaboratif.
Pembelajaran kolaboratif adalah tentang menciptakan kolaborasi dan interaksi serta berbagi informasi di antara anggota kelompok. Menurut Armadi (2018) dalam Amriani dan Halifah,(2024), pembelajaran kolaboratif merupakan suatu metode pembelajaran dimana anak belajar secara berkelompok dan mengembangkan rasa saling ketergantungan dalam menyelesaikan tugas, bekerja sama, berbagi pengetahuan, dan berinteraksi antara anak dan kelompok. Menurut Zamroni (dalam Ahmadi dkk, 2011) yang dikutip oleh Kusumastuti, dkk (2021) teori belajar kolaboratif didasarkan pada gagasan bahwa pencarian dan pengembangan pengetahuan merupakan proses aktivitas sosial dimana siswa perlu mempraktikannya. Siswa bukanlah penonton dan pendengar yang pasif, tetapi mereka harus dilibatkan dalam proses pembelajaran. Selanjutnya dalam rangka memberikan hasil belajar yang maksimal, model pembelajaran kolaboratif perlu dipadukan dengan metode percobaan dengan bahan-bahan sederhana (percobaan sederhana). Percobaan dengan media yang sederhana mampu membangun komunitas berbasis pendidikan kreatif, membantu siswa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang kritis, kreatif dan mandiri (Kusumastuti, dkk.2021).
Pada hasil penelitian lain yang dilakukan Amriani dan Halifah (2024) bahwa pembelajaran kolaboratif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan interpersonal anak usia dini. Selanjutya Amriani dan Halifah (2024) juga mengungkapkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki peran penting dalam mengembangkan kecerdasan interpersonal anak usia dini. Kecerdasan interpersonal, yang juga dikenal sebagai kecerdasan sosial atau emosional, mengacu pada kemampuan seseorang dalam memahami dan berinteraksi dengan orang lain, serta dalam membentuk hubungan yang sehat dan bermakan. Kecerdasan interpersonal mencakup kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara, dan gerakan.
Berdasarkan konsep dan temuan penelitian diatas maka pembelajaran kolaboratif sangat penting bagi PAUD. Hal inilah yang menjadikan dasar bahwa pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan dengan tema pembelajaran kolaboratif di PAUD dengan menggunakan media Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dikombinasikan dengan media tradisional yang mudah didapat di lingkungan sekitar rumah yaitu Loose Part. Loose Part merupakan media yang berupa bahan-bahan terbuka yang dapat digunakan oleh anak-anak untuk bermain, mengeksplorasi, dan berkreasi dengan cara yang tidak terbatas atau sudah ditentukan sebelumnya. Media ini terdiri dari berbagai benda atau material yang longgar dan dapat dipindahkan, disusun, digabungkan, dibongkar, atau diatur sesuai imajinasi dan kreativitas anak-anak. Bahan-bahan tersebut bisa berasal dari alam maupun buatan, dan biasanya tidak memiliki fungsi spesifik sehingga anak-anak bebas memanfaatkannya dengan berbagai cara.
Menurut Purwaningsih dkk. (2022), penggunaan media loose part untuk pembelajaran Sains Technology Engeneering Art and Math (STEAM) pada PAUD terbukti dapat meningkatkan kreatifitas anak. Metode STEAM dan Loose Part dapat membatu anak berpikir kritis dan dapat menciptakan kreativitas dalam memecahkan masalah atau problem solving yang akan sering dijumpai anak-anak di kehidupan sehari-harinya (Imamah, 2020). Sedangkan menurut Lestari, dkk (2022) Penggunaan media loose part cukup efektif dalam mengembangkan kreativitas anak, selain bahan-bahan yang mudah ditemui di lingkungan sekitar media loose part juga dapat dibuat menjadi berbagai macam karya yang menarik bagi anak.
Pada PAUD Tunas Bangsa yang terletak di RW 01 Kelurahan Manyaran Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang sudah menerapkan pembelajaran kolaboratif. Penerapan pembelajaran kolaboratif dengan Loose Part telah dilaksanakan dengan membuat contoh berbagai tema seperti tema membuat atau membentuk rumah, membuat kupu-kupu, membentuk buah, dan sebagainya. Setiap tema dibutuhkan 3 hingga 5 anak untuk bekerjasama dalam menyelesaikan tugas sesua dengan temanya. Demikian pula pembelajaran kolaboratif dengan menggunakan perangkat TIK. Tema yang dibuat sesuai dengan aplikasi yang sudah tersedia pada perangkat TIK tersebut yaitu pada Laptop toochscreen atau Tablet.
Praktik yang dilakukan oleh anak PAUD adalah dengan mencoba soal matematika, mencocokkan angka, huruf, dan buah-buahan. Agar pembelajaran kolaboratif dengan media Loose Part dapat dipraktikkan dengan baik pada PAUD tersebut, maka para Guru PAUD Tunas Bangsa harus terampil menggunakan media tersebut. Untuk itu diperlukan pelatihan praktik model pembelajaran kolaboratif tema STEAM dengan media TIK dan Loose Part pada PAUD Tunas Bangsa. gambar 1 dan Gambar 2 berikut menunjukkan praktik pembelajaran Kolaboratif dengan berbasis TIK dan media Loose part.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H