Sebagai umat muslim di Indonesia tentunya kita sudah tak asing lagi dengan peringatan hari besar keagamaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Maulid Nabi merupakan hari dimana untuk memperingati kelahiran Rasulullah SAW yang membawa risalah Islam dari Allah SWT.
Di samping bentuk peringatan hari kelahiran nabi Muhammad SAW maulid nabi juga memberikan kesan makna yang mendalam untuk mengingatkan kembali kisah-kisah perjuangan nabi dalam menuntun umatnya menuju kehidupan yang lebih baik dengan tuntunan dari Allah SWT. Dari kehidupan manusia yang sebelumnya hanya dipenuhi dengan sifat-sifat buruk, serta tidak berperi kemanusiaan.
Sedikit melihat perjalanan hidup dan perjuangan nabi Muhammad pada masa periode mekkah, dalam buku Dirasat fi al sirah al nabawiyyah, oleh Prof. Husein Mu'nis (1988), yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Muhammad Nursamad Kamba dengan judul Telaah Historis Atas Sirah Nabi Muhammad SAW: Sejarah Perjuangan, Peperangan, dan Kesehatan.
Mengantarkan kita ke dalam suatu perjalanan hidup nabi Muhammad SAW dengan berdasar atas pendekatan historis, memberikan pandangan kepada penulis suatu keteladanan Nabi, yang digambarkan dalam buku tersebut dengan karakter, sikap, serta prinsipnya yang sangat kuat. Tentunya sorotan tersebut berdasar atas diri pribadi, serta berbagai faktor dari dalam diri dan juga perasaan yang sedang dialami saat ini.
Dijelaskan dalam buku tersebut bahwa, semata-mata orang-orang yang benci dengan nabi didasari atas suatu kecemburuan, iri hati, kedengkian, serta ketakutan akan kehilangan suatu jabatan.
Dikutip dari buku tersebut bahwa "Sebenarnya, penolakan para pemimpin Quraisy terhadap Islam tidak disebabkan oleh karena mereka benci agama atau tidak senang kepada kebenaran tetapi karena mereka adalah elit masyarakat yang sedang menikmati segala keistimewaan yang ada".
Sedangkan nabi Muhammad sendiri bercita-cita kiranya Islam diperkuat oleh satu diantara tokoh-tokoh kuat pada saat itu; yakni Umar bin Khattab, Abul Hakam Amr ibn Hisyam atau Abu Jahal.
Terdapat dua golongan yang menentang Nabi yaitu:
Pertama, generasi muda yang seumur dan sebaya dengan Muhammad, termasuk pamannya Abdul 'Uzza Bin Abdul Muthalib, yakni Abu Lahab, dan Abul Hakam 'Amr ibn Hisyam, yakni Abu Jahal, al-Harits ibn Kaladah, 'Uqbah ibn Abi Mu'ith serta al-Aswad bin Abdu Yaghuts. Mereka dikenal orang-orang yang paling membenci Muhammad hanya karena iri hati dan dengki ditambah pula kekhawatiran bahwa dengan alasan kenabian mereka lantas dipimpin Muhammad.
Kedua, golongan pemimpin-pemimpin para suku Arab yang telah lama bersaing dengan Bani Hasyim dan al-Muththalib. Mereka menolak dakwah Islam karena Islam merupakan ancaman bagi status sosial dan sumber kekayaan mereka. Dapat dicatat tokoh-tokoh yang menonjol seperti al-Walid ibn Mughirah dan 'Utbah ibn Rabi'a.