Lihat ke Halaman Asli

Aji Prasanto

Bujangan

Bertetangga: Interaksi, Imitasi, Sugesti, dan Identifikasi

Diperbarui: 16 Oktober 2022   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Interaksi Sosial (pexels.com/ Nio Piamonte)

Berbicara mengenai hubungan bertetangga, mamang memiliki beberapa masalah serta hubungan yang sangat kompleks. Seperti halnya kehidupan bertetangga di pedesaan, tentunya masih erat sekali dengan apa yang kita sebut gotong royong, saling memberikan sapaan, serta saling memberikan sebentuk makanan atau yang lainnya, dan masih banyak lagi. 

Hal tersebut tentunya sedikit berbeda dengan aktivitas bertetangga di lingkungan perkotaan yang dibarengi dengan kesibukan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Mungkin untuk interaksi ala-kadarnya sedikit dapat disamakan, namun untuk kedekatan yang dapat dikatakan akrab mungkin cukup sulit, apalagi jika sama-sama merupakan pendatang dengan gaya, budaya, dan perilaku yang sedikit berbeda.

Dalam hubungan atau interaksi bertetangga tentunya akan memberikan suatu bentuk pengaruh, dari dampak interaksi tersebut. Pengaruh tersebut tentunya akan memberikan kita sebentuk pengalaman dari bermacam-macam tingkah laku manusia baik hal yang buruk maupun hal-lah yang membuat kita menjadi manusia yang lebih baik lagi. 

Terdapat norma serta nilai yang dianut dalam menjalin suatu kelompok masyarakat, hal ini memang sangat normatif dan sangat sering terdapat pelanggaran dalam hal tersebut. Namun untuk menjaga serta menjalin kerukunan dalam bermasyarakat, norma-norma serta nilai sosial adalah hal yang penting dan harus dijaga bersama. Sayangnya interaksi dalam masyarakat atau dalam hubungan bertetangga tidak dilihat hanya dalam bentuk penyimpangan atau tatanan-tatanan yang berlaku di masyarakat saja. Tentunya ada hal yang lebih menarik yang dapat kita bicarakan..

Dari proses interaksi dengan lingkungan sosial, khususnya hubungan bertetangga, terdapat beberapa akibat yang diantaranya yaitu terjadilah suatu bentuk peniruan dari diri seseorang atau yang disebut Imitasi

Dalam proses imitasi atau peniruan mendorong seseorang secara normatif, untuk melakukan hal-hal yang baik seperti mematuhi kaidah-kaidah serta nilai atau norma yang berlaku di masyarakat. Proses imitasi dari hasil interaksi dalam masyarakat tentunya tidak selalu berjalan dengan baik, dikarenakan dalam proses peniruan yang tidak dibarengi dengan pikiran kritis akan menjadikan suatu peniruan yang hanya semata-mata untuk berlaku sama dengan lingkungan. Hal ini tentunya akan menghambat suatu pertumbuhan sosial, alhasil proses kemajuan masyarakat akan mengalami penurunan.

Kemudian dari adanya proses interaksi antar tetangga, terjadilah suatu pengaruh dari luar dirinya berkat saling bertukar pikiran atau informasi. Dalam proses ini dinamakan sebagai faktor Sugesti dalam ilmu sosiologi. Masuknya suatu sugesti dalam diri seseorang dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang diantaranya; hambatan berpikir, pikiran yang terpecah-pecah, faktor pengaruh (power) atau prestise dari seseorang, karena mayoritas kalangan, serta pencarian dari diri sendiri untuk memperoleh pengetahuan, dan lain sebagainya. Dari proses sugesti ini akan menyebabkan suatu perubahan dalam diri seseorang, baik buruknya perubahan tersebut tentunya ditentukan oleh diri seorang individu itu sendiri.

Terakhir dapat kita sebutkan sebagai proses peniruan dari dalam dirinya atas dasar kekosongan hati serta belum adanya suatu pegangan dalam kehidupan yaitu Identifikasi. Proses identifikasi diri lebih dalam pengaruhnya dari imitasi dan sugesti, karena dalam proses identifikasi ini seseorang mencoba menjadi semirip mungkin dengan seseorang yang menjadi panutannya. 

Perilaku radikal dalam proses identifikasi ini biasanya akan menjadikan suatu yang bertentangan dengan lingkungan sekitarnya jika tidak bisa menjaga diri; perbuatan, sikap, atau perkataannya (egois).

Namun dari ketiga hasil dari interaksi tersebut, kurang begitu lengkap jika dilihat dari kehidupan manusia yang begitu kompleks. Dalam proses interaksi khususnya dalam hal bertetangga terdapat sesuatu yang dapat kita istilahkan menjadi penyakit kurang rukunnya hubungan bertetangga yaitu SDJM (Srei, Dengki, Jail, Methakil). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline