Lihat ke Halaman Asli

Aji Prasanto

Bujangan

Memimpikan Surga

Diperbarui: 8 April 2022   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pkh.or.id

Kadang kita sering memikirkan sesuatu yang dalam bayangan kita indah, namun kita lupa ada gerakan yang harus dilakukan di dalamnya. Dalam lamunan dan angan yang kita bayangkan semua tampaknya berjalan dengan indah jika itu terwujud jadi kenyataan, tapi apakan jika telah nyata bayangan itu tetap indah.. . seperti apa yang kita bayangkan tentang surga. Mungkin kita bisa dapat ambil jawaban bahwa kita tidak tahu, apakah keindahan itu nyata atau hanya semu belaka.. .

Dalam hidup sering kita lupa bahwa sebenarnya surga, keindahan yang kita bayangkan bukan lah sebuah kenikmatan (menurut saya). Dalam hidup didunia, suatu kenikmatan hasilnya hanya akan mendapatkan suatu hal yang semu adanya, kenikmatan itu tidak nyata dan hanya berasa dengan sangat cepat, kenikmatan baik dalam hal percintaan, materi, ataupun suatu yang kita senangi.

 Itu hanya sesuatu yang sebentar, pada akhirnya bagaimana cara kita dalam mempertahankan akan kenikmatan tersebut, semisal detik ini kita menulis dan banyak materi yang bisa kita tulis tanpa ada jeda, namun apakah detik atau menit setelahnya masih ada materi itu apa kita perlu memikirkan lagi tentang bagaimana dan apa baiknya kata dan isi dalam tulisan tersebut.. . 

jawabnya pasti kita butuh ide lagi untuk melanjutkan paragraf setelahnya. Dengan kata lain, kenikmatan hidup adalah suatu perjuangan dan secara kita dapat ambil kesimpulan bahwa hidup ini adalah perjuangan.

Kemudian, bagaimana jika kita memimpikan surga ? Apakah surga di kehidupan abadi setelah kita tiada akan indah seperti apa yang kita bayangkan ? jawabnya kita tidak tau, itu yang paling tepat menurut saya, dari pada kita menerka-nerka dan meraba-rabanya. Untuk itu bagaimana hidup yang nyata di dunia ini harusnya kita lakukan, apakah hanya hidup diam dan hanya dibayangi dan dipenuhi pikiran yang sesak akan angan-angan dan harapan kita saja.. . 

Tentunya tidak, kita perlu sebuah gerakan dan suatu perjuangan untuk kehidupan. Untuk itu tentunya kita perlu merubah pemikiran tentang pengertian dari suatu kata kenikmatan. Bahwasanya makna kata tersebut harus kita ganti dari pengertian kenikmatan yang berartian nikmat seperti saat kita makan sesuatu yang lezat atau nikmat saat kita bisa membeli sesuatu yang kita inginkan dari jauh-jauh hari atau nikmat ketika kita bercinta, bermesraan dengan pasangan kita.

 Bahwasanya nikmat yang benarnya atau hakiki adalah nikmat kita dalam menjalani sebuah perjuangan. Dari dasar pemikiran bahwasannya hidup adalah suatu perjuangan; apa yang kita miliki, apa yang kita cintai, ataupun apa yang kita geluti sekarang adalah suatu perjuangan, tanpa adanya perjuangan untuk apa yang kita miliki sekarang pada akhirnya itu akan berakhir dengan kehampaan dan hanya berbuah kekecewaan.

Jika kita rubah makna kenikmatan tersebut, menjadi suatu yang bermakna perjuangan lalu bagaimanakah kenikmatan yang ada di surga.. . Apakan juga nantinya kita disana juga butuh perjuangan ?

Dari pertanyaan tersebut saya mendapatkan suatu jawaban bahwasanya.. . Jika apa yang kita pikirkan hanya sebuah kenikmatan-kenikmatan dan hidup hingar-bingar seperti orang-orang yang ada pada media sosial saja apakah itu bakal menjadi nyata.. . 

Sebab pada dasarnya baik di agama manapun dalam mengisi suatu kehidupan didunia bukanlah apa yang kita tunjuk tunjukan dan pamerkan di media sosial atau kehidupan nyata dengan orang lain, tapi bagaimana kebermanfaatan kita untuk orang lain. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline