Perubahan merupakan suatu proses serta keinginan dari setiap kehidupan manusia, kehidupan dengan taraf perubahan yang minim akan menjadikan seseorang menjadi "terpenjara" dengan kata lain kurang semangat dalam menjalani kehidupannya, memunculkan sikap yang pesimis, rendah diri, bahkan merasa tidak memiliki makna dalam kehidupannya.
Perubahan ini tampak sepele jika kita tidak benar-benar mendalami (dalam bahasa saya "menggauli"), karna jika kita mengesampingkannya perubahan tidak tampak nyata dan terkadang menang proses perjalanan perubahan tersebut dirasa berjalan sangatlah lambat bahkan terkadang mengalami kemacetan atau kemandekan.
Perubahan dalam kegiatan kita, dalam menjalani kehidupan tentunya melalui berbagai proses yang sangat panjang, jika dilihat dari perubahan dalam perkembangan biologis kita tentunya perkembangannya memakan waktu bertahun-tahun, apalagi kita masuk dalam perkembangan intelektualitas serta kemampuan (skill) dalam bidang yang sedang kita geluti, tentunya ini perlu kesabaran, kerja keras, waktu, bahkan sampai kesehatan mental kita.
Banyak sekali mimpi-mimpi yang ingin kita raih, namun sayangnya kita sering ataupun dengan berat hati kita harus menyimpannya saja di dalam kotak imajinasi kita, dan hanya menjadikannya sebuah harapan yang berharap di semogakan. Tanpa menyuarakan akan sesuatu yang "itu hanya mimpi semata", tak mungkin terwujud karena hanya wacana. Tentunya banyak faktor yang mempengaruhi akan sebuah keinginan yang pada akhirnya hanya menjadi wacana saja, kita tidak boleh menyalahkan akan hal itu, apapun yang terjadi kita harus patut berbangga diri, setidaknya kita tidak takut untuk mempunyai mimpi-mimpi, ide-ide, kehaluan yang haqiqi itu.. . Tampaknya memang terkadang kita dikerdilkan dalam lingkungan kita sendiri dengan pembicaraan "mimpimu ketinggian bro.. ." namun tidaklah perlu kita untuk mempedulikan kata itu, walaupun hanya wacana namun kita setidaknya ikut berpartisipasi untuk mempunyai keinginan dalam menjalankan suatu perubahan.
Perubahan dalam ilmu sosiologi merupakan suatu situasi yang pasti akan terjadi, dengan proses perkembangan yang berjalan dengan lambat maupun cepat. Kepastian tersebut secara awam tentunya akan memunculkan kegembiraan di dalam perasaan kita, namun tunggu dulu, suatu perubahan tidak hanya berjalan meningkat atau bertumbuh namun perubahan juga dapat menjadi menurun. Tentunya, proses perubahan sosial meningkat merupakan suatu kebahagiaan di dalam kehidupan kita, namun bagaimana dengan penurunan pertumbuhan dalam hidup kita ? Tentunya ini menjadi suatu kekhawatiran yang terjadi pada setiap manusia. Latar belakang perubahan, baik bertumbuh atau mengalami penurunan ini mendasari bentuk pemikiran penulis, dengan mencoba menuliskannya secara sederhana dengan bahasa alakadarnya guna untuk membagikannya dengan harapan timbul umpan balik dari para pembaca.. .
Terdapat beberapa teori dalam sosiologi mengenai perubahan sosial, diantaranya: teori evolusi, teori konflik, teori siklus, dan teori fungsionalis penjelasan dari teori tersebut yaitu :
- Teori evolusi yaitu merupakan suatu teori yang menyatakan bahwa perubahan sosial terjadi akibat perubahan cara pengorganisasian masyarakat, sistem kerja, dan perkembangan sosial. Teori ini membedakan perubahan sosial menjadi menjadi dua jenis, yaitu revolusi dan evolusi.
- Teori konflik adalah suatu teori yang menganggap bahwa pola hidup masyarakat memiliki dualisme kelas yang terbagi dari kelas borjuis dan kelas proletar. Dengan dualisme kelas tersebut menjadikan pemicu akan terjadinya konflik sosial dalam wujud revolusi sosial yang berdampak pada perubahan-perubahan sosial.
- Teori siklus merupakan teori yang menggambarkan bahwa perubahan sosial diibaratkan sebagai roda yang sedang berputar dimana, perputaran zaman merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan oleh siapapun dan tidak dapat dikendalikan oleh siapapun. Dalam teori ini, menggambarkan bahwa suatu kebangkitan atau kemunduran peradaban sebuah bangsa mempunyai hubungan korelasional antara satu dengan lainnya.
- Teori fungsionalis adalah teori yang beranggapan bahwa perubahan sosial diakibatkan dengan adanya ketidakpuasan masyarakat karena kondisi sosial yang berlaku pada masa tertentu yang mempengaruhi pribadi mereka. Menurut teori ini, setiap perubahan tidak selalu membawa perubahan pada semua unsur sosial. Ada beberapa unsur sosial yang tidak ikut berubah. Unsur yang tidak berubah tersebut akan mengalami ketertinggalan yang berakibat pada kesenjangan kebudayaan.
Dari berbagai teori diatas menuntun kita tentang bagaimana terjadinya suatu perubahan, dengan mengacu dari teori tersebut diatas tentunya proses perubahan dalam diri dari seorang individu dapat terjadi bahkan pasti terjadi. Namun proses perubahan tersebut tetaplah tidak bisa kita wujudkan secara cepat tanpa dibarengi dengan kerja keras, dan kesusahan-kesusahan, serta kemauan yang kuat dari dalam diri kita untuk mewujudkan perubahan tersebut.
Perubahan dalam sosiologi dilihat dari sifatnya, terdapat perubahan yang bersifat "Progresif". Perubahan dengan sifat yang progresif artinya yaitu suatu perubahan yang mengarahkan kepada kita dimana berada dalam keadaan yang lebih baik dan menuju kepada kemajuan yang berkelanjutan. Makna kata progresif sendiri jika dilihat dalam literatur online merupakan sebuah kata dengan makna yaitu suatu kegiatan dalam hidup kita yang berhaluan kepada suatu bentuk arah perbaikan dari keadaan sekarang menuju ke dalam kehidupan masa depan yang lebih baik. Jika dilihat dari makna kata progresif dengan pengertian tersebut tentunya merupakan sebuah proses perubahan yang sangat baik di dalam kehidupan sosial kita. Sebuah perubahan yang progresif tentunya membutuhkan sebuah pacuan dari dalam diri kita untuk senantiasa mengembangkan bakat, kemampuan, dan keilmuan kita.
Suatu perubahan atau pertumbuhan yang progresif ini haruslah ditekankan bagi para kaum generasi muda sekarang. Progresif dapat dikatakan merupakan suatu kegiatan yang harus senantiasa dijalankan, pertumbuhan yang progresif bukan hanya tentang apa yang sudah baik menuju ke lebih baik lagi. Namun pula, sebagai kegiatan yang berkelanjutan untuk selalu mengevaluasi dan meningkatkan kemampuan kita. Kegiatan yang progresif dapat dicontohkan pula seperti proses berbalik arah dari apa yang kita rasa bahwa kita berjalan di jalan yang salah kemudian kita mencoba untuk memperbaikinya, proses tersebut memang memakan waktu dan tidak mudah namun progresif tidak melihat tentang kecepatan, tapi bagaimana kita bisa menjalankan secara perlahan namun terus-menerus (continuously).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H