Permasalahan minyak goreng yang terjadi di masyarakat kita belum juga tuntas, dari beberapa bulan yang lalu sampai sekarang tak kunjung terpecahkan dan solusi atas kebijakan dari pemerintah pula tak kunjung ada hasil yang menenangkan.
Dibalik kekacauan atas pandemi yang belum juga teratasi, ditambah lagi akan kebutuhan minyak goreng di masyarakat yang melonjak tinggi, akan menambah kekhawatiran masyarakat akan kebutuhan bahan pokok, bisa-bisa komoditas bahan pokok yang lain juga akan melambung naik harganya. Mengingat sebentar lagi bulan ramadhan akan datang.. Akankan permasalahan ini dapat diatasi oleh pemerintah, atau malah semakin menjadi-jadi ?
Kelangkaan yang menjadikan harga minyak goreng melambung tinggi ini menjadi masalah yang sangat memprihatinkan.
Dimana jika dilihat dari latar belakangnya, negara Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit nomor satu di dunia, produksi sawit di Indonesia mencapai 43,5 juta ton dengan pertumbuhan rata-rata tiap tahunnya mencapai 3,61 %, lihat.
Jika dilihat dari data tersebut, kelangkaan dari minyak goreng ini menjadi suatu ketidak wajaran, "kok bisa ?" negara nomor satu penghasil kelapa sawit, namun jumlah barang yang dipasarkan mengalami kelangkaan.
Namun tidak dapat dipungkiri, dengan alasan kenaikan harga minyak nabati di dunia yang cukup drastis, kenaikan harga CPO (Crude Palm Oil).
Alhasil, menyebabkan banyak para produsen minyak goreng di indonesia memilih untuk mengekspor hasil produksinya keluar negeri, sehingga dapat memperoleh keuntungan yang lebih tinggi, lihat.
Jika dilihat dari pandangan ilmu ekonomi ini merupakan tindakan yang tidak bisa disalahkan, namun jika dilihat dari etika publik ini menjadi kurang baik, dimana banyak masyarakat yang sedang kesusahan namun malah menjualnya ke luar negeri tanpa memperhatikan kesusahan-kesusahan masyarakat bangsanya sendiri.
Lagi-lagi banyak penjual nakal yang hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak hanya dampak atas kenaikan harga CPO (Crude Palm Oil).
Namun juga, ditemukannya penimbunan minyak goreng yang dilakukan oleh para oknum penjual dan juga masalah pendistribusian produk minyak goreng yang kurang baik.