Jombang, Tangerang Selatan (22/01/2022) – Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di suatu kota tidak dapat dipungkiri akan muncul beberapa permasalahan lingkungan yang salah satunya berhubungan dengan sampah.
Jika melihat kondisi sekarang dapat dikatakan bahwa permasalahan ini masih belum bisa terselesaikan dengan efektif, meski tersedia fasilitas dari pemerintah berupa tempat pembuangan sampah (TPS) yang pada akhirnya sampah tersebut hanya dikumpulkan menjadi gunungan-gunungan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) tanpa adanya pengelolaan lebih lanjut.
Oleh karena itu, seorang mahasiswa Tim I KKN Undip akhirnya memutuskan untuk mulai menggerakan warga Kelurahan Jombang dengan cara mendemonstrasikan tata cara pengelolaan sampah mulai dari rumah dengan pembuatan kompos metode takakura.
Metode ini merupakan metode paling sederhana dan termurah yang dapat dilakukan dalam mengelola sampah langsung dari sumber. Hanya dibutuhkan beberapa alat dan bahan seperti keranjang baju yang sudah tidak terpakai yang selanjutnya dilapisi kardus, sekam, kompos biasa, kain bekas, larutan EM4 atau MOL, dan sampah organik yang berasal dari dapur (dapat berupa buah-buahan maupun sayur-sayuran).
Prinsip dari metode ini ialah memasukkan sampah organik setiap harinya kedalam keranjang yang sudah dimasukkan campuran sekam dan kompos, sehingga pengomposan ini tentunya dapat mengurangi sampah organik terutama sampah dapur. Untuk mempercepat pengomposan, sampah juga disiram sedikit dengan larutan EM4 yang dicampur dengan gula dan air dengan perbandingan 1:1:50 setiap hari.
Sosialisasi pembuatan kompos ini dilakukan dengan mempraktikan langsung kepada Ibu-Ibu PKK RW 14/RT 3, Kelurahan Jombang. Dikarenakan masih masa pandemi maka sosialisasi ini dibatasi hanya 4 warga saja.
Sosialisasi ini dilaksanakan di rumah mahasiswa KKN agar memudahkan persiapan alat dan bahan pembuatan kompos. Selain menyimak pembuatan kompos, warga juga aktif bertanya dan ikut serta dalam pembuatan kompos. Berdasarkan hasil wawancara, warga berharap pembuatan kompos ini dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam maupun dijual untuk meningkatkan penghasilan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H