Lihat ke Halaman Asli

Ajeng Oxa Nisa

Mahasiswa UIN walisongo semarang tahun angkatan 2020

Munculnya Virus Corona (Covid-19) di Era Generasi Millenial

Diperbarui: 24 April 2022   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Munculnya Virus Corona (Covid-19) di Era Generasi Milenial

Ajeng Oxa Nisa

 Universitas Islam Negri Walisongo Semarang

Email : ajengnisa0352@gmail.com

 

Corona Virus Disease atau dengan nama lain virus corona atau covid-19 yang pertama kali muncul di Kota Wuhan Cina pada akhir tahun 2019, virus ini kemudian mendadak menjadi teror mengerikan bagi masyarakat dunia, setelah merenggut ribuan nyawa manusia dalam jangka waktu yang sangat singkat. Virus corona (covid-19) adalah penyakit menukar yang disebabkan oleh virus SAR-Cov. Menurut Kemenkes RI (2020), Coronavirus (CoV) adalah virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan hingga berat. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia), penelitian menyebutkan bahwa SARS-CoV ditransmisikan dari kucing luwak (civetcats) ke manusia.

Pandemi covid-19 sangat berpengaruh dalam aspek kehidupan manusia seperti pembatasan di kegiatan sehari-hari. Pemberlakuan berbagai kebijakan baru dari pemeritah untuk menghindari penyebaran penyakit, yaitu dengan jaga jarak, bekerja dan belajar dari rumah, pembatasan kegiatan skala besar dan pembatasan bepergian, memaksa masyarakat untuk menyesuaikan diri dalam keadaan tersebut. Belum lagi rasa takut tertular covid-19, kondisi ini menyebabkan timbulnya masalah psikologis seperti kecemasan, harapan rendah, dan emosi negatif. Upaya untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan mental remaja generasi milineal sangat diperlukan, salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah meningkatkan pemahaman manajemen diri dalam menghadapi masalah psikologis akibat covid-19.

Generasi  millenial  menjadi  generasi  yang  mendominasi usia  produktif  dan berperan  besar  pada  era  saat ini.  Sebagai  generasi  dengan  populasi terbesar,   generasi   milenial   akan   memegang   kendali   atas   roda   pembangunan khususnya  dibidang  ekonomi, namun  generasi  milenial  juga  dikenal  sebagai generasi yang konsumtif. Disisi lain, pandemi covid-19 yang melanda dunia telah memberikan  dampak besara bagi para generasi milineal,bahkan tidak sedikit dari berbagai belahan dunia generasi milineal ini menjadi korban terjangkitnya virus corona (covid).

Covid-19 di Era Generasi Milineal

Menurut Yuswohady (dalam Hidayatullah 2018:241) generasi millenial, adalah generasi modern yang hidup di pergantian milenium. Pada era ini teknologi digital mulai merasuk ke segala aspek kehidupan. Generasi millenial atau yang disebut juga generasi Y ini lahir sekitar tahun 1980 sampai 2000, jadi bisa dikatakan generasi milenial adalah generasi muda masa kini yang saat ini berusia sekitar 22--40 tahun. Studi Lancaster & Stillman dalam (Hidayatullah 2018:242) menjelaskan bahwa generasi millenial ini banyak menggunakan teknologi komunikasi instan, seperti email, SMS, instant messaging dan media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram dll, sehingga generasi juga diidentikkan dengan generasi yang tumbuh pada era internet booming.

Pada tanggal 2 Maret 2020, Presiden  Republik  Indonesia  mengumumkan secara resmi adanya kasus covid-19, tak lama berselang sekitar 16 Maret 2020 covid-19 dinyatakan sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO). Setelah itu pemerintah Indonesia menginstruksikan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada setiap daerah. Pola tatanan kehiupan baru dengan munculnta covid-19 ini mengharuskan masyarakat, termasuk generasi millenial menyesuaikan diri dengan kondisi saat ini dan siap tidak siap mereka harus menghadapi tantangan baru, seperti perubahan rutinitas sehari-hari, keterbatasan berinteraksi, adaptasi dengan teknologi, dan ketidakpastian hingga kapan situasi tersebut akan berakhir. Menurut survey Deloitte Millennial Global 2020 bahwa di 43 negara, ada 48 persen generasi millenial mengalami stres setiap saat, salah satu faktor yang membuat generasi millenial mengalami peningkatan stres adalah akibat pengaruh masalah keuangan, kesejahteraan keluarga, dan masa depan karier (Deloitte 2020:4-12).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline