Lihat ke Halaman Asli

ajeng nafilatun

Mahasiswa Akuntansi Syariah

Membangun Budaya Etika Kerja dengan Sistem Pengendalian manajemen yang Efektif

Diperbarui: 6 November 2024   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, peran etika dalam lingkungan kerja menjadi semakin vital, terutama dalam membangun kepercayaan konsumen dan meningkatkan produktivitas. Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) di berbagai perusahaan menunjukkan bahwa penerapan prinsip-prinsip etika dapat menjadi landasan untuk membentuk budaya organisasi yang positif. Dengan memprioritaskan nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan tanggung jawab sosial, perusahaan tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang harmonis tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen. Keberhasilan perusahaan, pada akhirnya, sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam mengelola perilaku karyawan melalui sistem manajemen yang etis dan terstruktur.

SPM berfungsi sebagai pedoman dalam membentuk perilaku etis di kalangan karyawan dengan menyediakan aturan yang jelas terkait sikap profesional, kebijakan antikorupsi, dan prosedur antidiskriminasi. Kebijakan ini tidak hanya membantu menghindari pelanggaran tetapi juga memastikan bahwa setiap karyawan memiliki pemahaman yang mendalam tentang pentingnya integritas dalam menjalankan tugas. Dengan penerapan nilai-nilai etika ini, perusahaan mampu menciptakan suasana kerja yang sehat dan kondusif. Selain itu, pelatihan dan pendidikan berkala juga dilakukan untuk memperkuat pemahaman karyawan mengenai etika kerja, sehingga mereka terdorong untuk mematuhi standar yang telah ditetapkan dan merasa nyaman dalam melaksanakan tanggung jawab mereka.

Namun, tantangan dalam penerapan SPM tetap ada, terutama jika terdapat ketidakpuasan di antara karyawan terkait kondisi kerja atau hasil yang mereka peroleh. Ketidakpuasan ini dapat menjadi pemicu perilaku yang tidak etis, yang pada gilirannya merugikan perusahaan. Oleh karena itu, monitoring ketat melalui audit internal dan evaluasi kinerja secara berkala sangatlah penting untuk memastikan bahwa setiap anggota perusahaan patuh terhadap standar etika. Proses ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menegakkan nilai-nilai etika di lingkungan kerja, bukan hanya sebagai formalitas tetapi sebagai langkah penting untuk membangun budaya kerja yang mendukung produktivitas dan reputasi perusahaan.

Secara keseluruhan, penerapan SPM yang komprehensif menjadi langkah strategis bagi perusahaan dalam mendukung etika kerja yang kuat di setiap aspek operasional. Melalui pengawasan yang konsisten, pelatihan berkelanjutan, dan penegakan standar etika, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang etis, produktif, dan terpercaya. Langkah ini merupakan investasi jangka panjang yang tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Keberhasilan dalam membangun budaya etis di tempat kerja adalah fondasi yang kokoh bagi perusahaan dalam menghadapi tantangan pasar di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline