Lihat ke Halaman Asli

Museum, Sarana Wisata Alternatif Keluarga

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

[caption id="attachment_300975" align="alignleft" width="275" caption="Museum Geologi, terdapat di Jalan Diponegoro, Bandung"][/caption] Melakukan jogging pagi di jalan kota Bandung Minggu pagi pukul 06.00-08.00 terasa nyaman. Belum banyak antrean mobil lalu lalang. Sekali-kali boleh mampir di tenda sekitar Jalan Diponegoro.  Bisa istirahat sambil menikmati kopi hangat atau bubur ayam.  Pasti bakal terasa nikmat. Ajang jogging pagi dapat juga dijadika media lebih mengakrabkan dalam keluarga.  Kesibukan selama sepekan dapat disegarkan dengan kegiatan ini. Jangan lupa, melangkah ke arah timur Gasibu, ada Museum Geologi. Setiap Minggu pagi museum ramai dikunjungi oleh pengunjung anak sekolah dan umum. [caption id="attachment_300984" align="alignright" width="236" caption="Fosil dan sejarah bebatuan bisa dijumpai di Museum Geologi Bandung"][/caption] Museum ini menempati gedung Geologisch Laboratorium dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir. Menalda van Schouwenburg, dan dibangun selama 11 bulan dengan 300 pekerja serta menghabiskan dana sebesar 400 Gulden. Menurut sejarahnya, pembangunannya dimulai pada pertengahan tahun 1928 dan diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929.  Museum ini memiliki koleksi bebatuan, fosil dan sejarah pembentukan geologi bumi.  Peresmian tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress) yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929. Kota Bandung termasuk beruntung. Selain Museum Geologi, juga memiliki Museum Sri Baduga, Museum POS, Museum Mandala wangsit, Museum KAA, Museum Arkeologi, dan lain-lain. Akan tetapi, selama ini museum belum mampu menarik pengunjung  masyarakat luas, apalagi jadi tujuan wisata keluarga.  Di kalangan masyarakat, stigma museum sering keliru.  Masyarakat menganggap bahwa museum ditujukan khusus anak-anak usia sekolah, mahasiswa atau peneliti sejarah.   Padahal, museum cukup terbuka untuk pengunjung umum dan  bisa dijadikan tujuan wisata alternatif keluarga.  Di museum kita bisa  menimba pengetahuan tentang peradaban masa lampau. Museum bukan sekedar ”gudang” benda-benda bersejarah yang kaku dan serius, melainkan wahana transformasi nilai-nilai warisan budaya bangsa antar generasi.   Dengan mengunjungi  museum, pelajaran sejarah tidak lagi abstrak atau fantasi belaka.  Kondisi ini  dapat membantu membangkitkan motivasi siswa untuk menyenangi pelajaran sejarah yang kini animo siswa cenderung menurun. Peninggalan prasasti, arca, candi, kakawin, maupun benda masa lampau lainnya sebagai koleksi museum merefleksikan perjalanan sejarah peradaban umat manusia serta bukti tingginya karya dan kreasi bangsa kita yang sudah disegani sejak tempo dulu.  Di Nusantara ini pernah eksis kerajaan besar Sriwijaya sebagai salah satu pusat pendidikan terkenal di Asia. Juga Majapahit seperti tersurat kitab ”Negarakertagama” (1365 M) menggambarkan keluhuran budaya Majapahit dengan cita rasa halus dalam seni, sastra, juga kemajuan dalam kehidupan masyarakatnya. Kita bisa mengetahui bahwa sesungguhnya bangsa kita adalah bangsa besar amat disegani.  Inspirasi ini dapat menjadi motivasi bagi kita untuk menggenggam kembali kebesaran dan kejayaan bangsa.  Perjalanan sejarah dapat menjadi sumber  inspirasi bagi penyelenggara negara tentang bagaimana mengelola negara menjadi bangsa makmur gemah ripah loh jinawi berkeadilan. Ini pula menjadi pelajaran bahwa rakyat Nusantara sejak dulu dikenal bangsa yang damai, rukun dan kreatif.   Semua itu bisa diperoleh dengan mengunjungi museum. Mari ajak keluarga kita mengunjungi museum sembari menanamkan satu tekad: kembali genggam  kejayaan sebagai bangsa di Nusantara ini!!(**)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline