Lihat ke Halaman Asli

Serasa Menikmati Kereta-api di "Trans Siberia"

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_191299" align="alignleft" width="300" caption="KA Malabar Express, salah satu kereta dengan trayek panjang di Indonesia (Foto: thesandy.wordpress.com)"][/caption] Liburan kemarin, saya  turut mengantar anak sekolah ke Surabaya, Jawa Timur. Saya mencoba naik kereta api yang menjadi buah bibir di kalangan pengguna moda trasportasi berbasis rel yakni KA Malabar Express Jurusan Bandung-Malang diresmikan baru-baru ini. Saya naik  di Stasiun St Hall Kebon kawung,  sebenarnya untuk  ke Surabaya. Tetapi jalan-jalan dulu  melalui Malang. Hemmh... safari antar stasiun kabupaten di wilayah Jawa Timur... Menikmati trayek terpanjang dari kota  Bandung ini mengingatkan pada naskah buku yang pernah saya buat tentang Pesona kereta api. Setidaknya ada 3 trayek terpanjang populer yakni Trans India-Pasifik menghubungkan Perth-Sydney (barat ke timur benua Australia) sejauh 4.352 km ditempuh selama 3 malam.  Kemudian The Gun menghubungkan Darwin-Alice Spring- Adelaide (utara ke selatan benua Australia)  sejauh 2.979 km ditempuh 2 hari. Satu lagi trans Siberia menghubungkan kota Moskow (Rusia Eropa) ke kota Pelabuhan Rusia di Asia Timur Jauh, Vladivostok (Asia) sejauh 9.288 km melintasi 8 zone waktu dan waktu tempuh 8 hari perjalanan... Woooow fantastik... Meski tidak secepat Shinkansen atau Maglev memiliki kecepatan di atas 350 km/jam (rekor TGV Perancis di tahun 1990 mencapai 515 km/jam),  KA Malabar Express yang diluncurkan sejak Jumat (30/4), oleh  Menteri BUMN Mustafa Abu Bakar, Dirjen Perkeretaapian Tunjung Indrawan, dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menawarkan sesuatu yang lain terutama bagi  warga yang punya mobilitas Bandung-Malang. KA Malabar Ekspres merupakan kereta api three in one menyediakan 3 kelas, yaitu kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi. Termasuk juga kereta untuk barang dengan tiket Rp. 220.000 kelas eksekutif, Rp. 150.000 kelas bisnis, dan Rp. 90.000 kelas ekonomi. Dalam perjalanannya, KA Malabar Ekspres singgah di beberapa stasiun pemberhentian, yaitu Stasiun KA Kiaracondong, Cipeundeuy, Tasikmalaya, Banjar, Gombong, Kebumen, Kutowinangun, Kutoarjo, Wates, Yogyakarta, Klaten, Solobalapan, Paron, Madiun, Nganjuk, Kertosono, Kediri, Tulung Agung, Blitar, dan Kepanjen. Perjalanan Bandung - Malang sejauh 779 km ditempuh KA Malabar Ekspress selama 16 jam memang belum seberapa dibandingkan The Gun, Trans India Pasifik atau Siberia. Tetapi mengingat lokasinya di Indonesia,  long journey ini memiliki  sensasi tersendiri.  Memang dibanding THe Gun hanya sepertiganya dan seperdua belas perjalanan paling panjang di dunia dengan trans Siberia. Seberkas  kebanggaan bagiku... Sebab Indonesia memiliki lintasan  kereta api  dengan rel terbatas, hanya dijumpai di Jawa dan Sumatera. Meski terus menyusut, jaringan rel di Jawa boleh dikatakan  terintegrasi dengan baik. DI Sumatera masih terputus-putus. Kereta api Makassar-Takalar di Sulawesi dan Bangkalan-Kalianget di Madura pernah ada hanya tinggal kenangan. Trayek kereta api di Jawa pun masih terpusat di kota-kota besar. Selain kereta komuter (lokal), juga ada trayek keretaapi jarak pendek antarkota besar seperti Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, Solo, Surabaya, Kutoarjo, atau Yogyakarta menjadi kota pemberangkatan dan tujuan akhir penumpang. Menikmati Bandung - Malang sejauh 779 km lebih panjang dari trayek konvensional Jakarta - Surabaya sejauh 725 km, membuat pikiran saya terbang serasa naik kereta api trans Siberia melintasi Peg. Ural, kota Omsk, Irkuts, Dataran rendah Siberia hingga kota pelabuhan di Samudra Pasifik. Andai saja ada trayek kereta api di Indonesia setidaknya  trans Jawa sejauh 1000 km di Indonesia tanpa terputus, seperti : Merak-Banyuwangi tentu amat membanggakan ... akan saya coba kupas dalam satu bab khusus. Salam blogger ajeng kania

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline