Oleh Nurul Fitriyani
Faktor Pengaruh Kulaitas Tidur Pada Remaja
Tidur adalah salah satu istirahat terbaik bagi tubuh Anda untuk memulihkan energinya. Sehingga seseorang dapat bekerja keesokan harinya. Saat Anda tidur, otak Anda membersihkan racun yang tidak diinginkan yang menumpuk saat Anda memikirkannya sepanjang hari. Pada masa remaja awal, meningkatnya aktivitas sekolah seringkali mengganggu kualitas tidur, dan kebiasaan menggunakan gadget sebelum tidur membuat remaja lupa untuk mengganggu waktu tidurnya.
Cleveland Clinic melaporkan bahwa hampir 30% gangguan tidur terjadi pada anak-anak dan remaja. Jika kondisi ini terus berlanjut, kualitas tidur akan menurun. Akibatnya, mereka tidak dapat berkonsentrasi penuh pada pelajaran mereka, kelelahan, dan menderita masalah emosional seperti depresi di kemudian hari. Kelly Baron, asisten profesor neurologi di Northwestern University di Chicago, mengatakan. kegembiraan emosional dan menyebabkan kecemasan, kesedihan, atau kemarahan.
Remaja membutuhkan tidur yang cukup untuk beraktivitas di siang hari agar tidak cepat lelah atau mengantuk. Ketika remaja tidak cukup tidur, hal berikut terjadi:
-perubahan suasana hati
Kurang tidur dapat menyebabkan perubahan suasana hati. Otak dan tubuh Anda pulih dari peristiwa saat Anda tidur. Jika Anda tidak mendapatkan cukup istirahat, tubuh Anda tidak akan mendapatkan cukup penyegaran. Jadi, jika Anda kurang tidur, Anda bisa menjadi murung. Anda juga cenderung membuat keputusan yang salah sepanjang hari dan lebih sering meneriaki orang.
-Tekanan
Stres dapat menyebabkan kurang tidur, begitu pula sebaliknya. Ini terjadi karena pengaturan tidur, perilaku, dan emosi secara fundamental terkait. Tidur singkat meningkatkan hormon stres, dan perubahan hormon ini mengganggu tidur.
-menurunya daya pikir
Saat Anda tidur, otak Anda sebenarnya bekerja untuk menyimpan apa yang telah Anda pelajari dan alami sepanjang hari dalam sistem memori jangka pendek Anda. Selama tidur, koneksi saraf yang mendukung memori seseorang diperkuat. Tidur yang terganggu mengganggu kemampuan otak untuk memproses dan menyimpan ingatan. Studi juga menunjukkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan penurunan kemampuan otak untuk berpikir dan memproses informasi. Mengantuk karena kurang tidur juga menjadi salah satu penyebab orang menjadi pelupa dan kehilangan fokus serta pengambilan keputusan.
-meningkatkan risiko kematian
Dalam Studi Whitehall II, peneliti Inggris melihat bagaimana pola tidur mempengaruhi kematian lebih dari 10.000 pegawai negeri Inggris selama 20 tahun. Hasil yang dipublikasikan pada tahun 2007 menunjukkan bahwa orang yang tidur 7 hingga 5 jam atau kurang per malam memiliki risiko kematian hampir dua kali lipat dari sebab apa pun.
Secara khusus, kurang tidur melipatgandakan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.